Kepala BKKBN Provinsi Jawa Tengah Drs Sri Wahono MKes
mengatakan bahwa untuk melaksanakan program KB sangat sederhana. Yakni
bagaimana kepala desa/kelurahan, bisa menyisihkan waktu 1 jam bersama kader KB
dan PLKB. Disitu kepala desa/kelurahan dapat menanyakan berapa pencapaian
kemarin dan pencapaian bulan lalu.
“Kami mohon Pak Kades/Pak Kalur bisa menyisihkan waktu 1 jam
untuk program KB. Karena dulu KB pernah berhasil dengan cara seperti itu. Juga
karena dulu pelayanan KB bisa dilaksanakan di tempat terdekat yaitu di
Posyandu. Kami sangat percaya Pak Kades/Pak Lurah lebih pintar lebih pandai
lebih menguasai dalam melaksanakan program KB di desanya,” kata Sri Wahono di
hadapan kepala desa/ kelurahan dan tokoh masyarakat, se Kabupaten Purworejo,
pada kegiatan orientasi program kependudukan dan keluarga Berencana.
Pelaksanaan orientasi yang dihadiri sekitar 600 peserta
tersebut di buka Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, di pendopo Kabupaten,
Senin (10/12).
Lebih lanjut Wahono mengatakan dengan jumlah anak yang sedikit, pasti akan
lebih mudah memenej daripada anak banyak. Karena jumlah anak yang banyak
otomatis dituntut sarana pangan, bagaimana menjadikan anak berkualitas
terpenuhi kebutuhan kesehatan, gizi, pendidikan, serta menjadi anak soleh, dan
lain-lain.
Sementara itu Bupati Drs H Mahsun Zain MAg mengharapkan
kepala desa/kelurahan dan tokoh masyarakat, dapat mengaktifkan kegiatan yang
berkaitan dengan program KB sebagai wadah pembinaan karakter sumberdaya
manusia. “Ini nantinya tidak saja dalam rangka menunjang program kegiatannya
saja. Namun berbagai langkah nyata dan positif juga harus dilakukan, agar
pemerintah desa mampu menjadi institusi yang benar-benar membawa kesuksesan
program keluarga berencana,” harapnya.
Kepala Badan KBPP Kabupaten Purworejo Drs Muh Wuryanto MM,
mengatakan pelaksanaan kegiatan orientasi bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman dan persepsi bersama. Karena betapapun majunya sektor pembangunan,
tanpa diimbangi dengan pengendalian laju pertumbuhan penduduk, maka hasilnya
kurang berarti dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Termasuk menyerasikan kebijakan pengendalian penduduk
dengan program pembangunan lainnya, melalui konsep pembangunan yang berwawasan
kependudukan, dengan ciri-ciri program yang memperhatikan penduduk sebagai
titik sentral pembangunan, mengutamakan pembangunan yang pro rakyat, sesuai
dengan situasi, kondisi dan potensi daerah. “Tetapi tetap memperhatikan
peningkatan kualitas keluarga sebagai basis peningkatan kualitas SDM dan
pelestarian lingkungannya,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar