Jumat, 08 Maret 2013

Sarwo Edhie Wibowo Resmi Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional


Kabupaten Purworejo telah melahirkan beberapa pahlawan nasional, seperti Jendral Oerip Soemohardjo, Wage Rudolf Soepratman, Jendral Achmad Yani dan Jendral Sutojo Siswomiharjo. Selain itu masih terdapat beberapa nama pejuang yang sudah dikenal oleh masyarakat, namun belum diakui sebagai pahlawan nasional yaitu Kasman Singodimedjo dan Sarwo Edhie Wibowo.

Dokumen usulan gelar kepahlawanan Sarwo Edhie Wibowo telah ditandatangani Bupati Drs H Mahsun Zain MAg, dikantornya, beberapa waktu lalu. Penandatanganan disaksikan Wakil Bupati Suhar, Asisten III Sekda Drs Sigit Budi Mulyanto MM, serta Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pahlawan Daerah ( TP2GD) yang berjumlah 13 orang.

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg dalam sambutannya mengungkapkan, usulan gelar Pahlawan Nasional bagi Sarwo Edhie Wibowo sudah melalui mekanisme yang ada meliputi tiga sumber yaitu sumber tulisan, sumber lisan dan sumber kebendaan. Usulan gelar juga mendapat dukungan dari berbagai pihak diantaranya  dari Masyarakat Sejarawan Indonesia Komisariat Purworejo, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persatuan Rakyat Desa Nusantara dan Karang Taruna Purworejo.

Lebih lanjut Bupati mengungkapkan, selain diusulkan menjadi pahlawan nasional, Sarwo Edhie Wibowo juga diabadikan menjadi nama gedung kesenian yang terletak di Jl Urip Sumoharjo atau eks gedung bioskop Bagelen.. “Menurut rencana nama Sarwo Edhie Wibowo juga akan diabadikan menjadi nama jalan, Karena masih banyak jalan yang belum mempunyai nama,”jelasnya.

Ketua TP2GD Drs Sigit Budi Mulyanto MM memaparkan bahwa dalam mengumpulkan data dan informasi di lapangan, banyak dijumpai kendala. Namun dengan bantuan berbagai pihak, data dan informasi dapat dirangkum menjadi materi makalah secara utuh sesuai dengan harapan.
Sarwo Edhie Wibowo lahir di Purworejo hari Sabtu Pon tanggal 25 Juli 1925. Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan keluarga R Kartowilogo dengan RA Sutini, kepala rumah gadai di zaman Belanda.

Sarwo Edhie memiliki seorang istri bernama Sunarti Sri  Hadiyah,  memiliki lima putri dan dua putra. Putrinya masing masing Wijiasih Cahyasari, Wirahasti Cendrawasih, Kristiani Herawati, Mastuti Rahayu, dan Retno Cahyaningtyas. Sedangkan dua putra yaitu Pramono Edhie Wibowo dan Hartanto Edhie Wibowo. Tiga orang putrinya dinikahkan secara bersamaan, yaitu Wirahasti Cendrawasih dengan Letda Inf Erwin Sujono, Kristiani Herawati dengan  Lettu Inf Susilo Bambang Yudoyono, dan Mastuti Rahayu dengan Kapt Inf Hadi Utomo.

Menurut Catatan selama hidupnya, Sarwo Edhie Wibowo memiliki peran yang sangat besar, baik sebelum,selama, hingga pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peran dalam perang kemerdekaan meliputi pembentukan TNI ( BKR-TKR), pertempuran awal melawan penjajah Jepang, Sekutu dan Belanda, Perang Kemerdekaan I dan II. Dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, peran Sarwo Edhie meliputi penumpasan pemberontakan PKI madiun, DI/TII, PRRI/Permesta, Trikora, Dwikora dan penumpasan G30S/PKI.

Setelah selesai menjalankan tugas di bidang kemiliteran, Sarwo Edhie Wibowo masih meneruskan pengabdiannya dalam bidang kekaryaan/ sosial yaitu sebagai  Duta besar RI untuk Korea Selatan tahun 1974 – 1976, Inspektur Jendral Departemen Luar Negeri tahun 1978-1983, Kepala BP7 Pusat tahun  1983-1987, sebagai Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR-RI tahun 1987.

Rabu, 06 Maret 2013

Satlinmas Se-Kedu Apel Siaga Di Purworejo


Sebanyak 150 anggota Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) se eks Karesidenan Kedu, mangikuti apel siaga menghadapi Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah 2013, di halaman Setda Purworejo, Rabu (6/3). Dalam apel yang dipimpin oleh Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, juga diserahkan penghargaan dan uang duka kepada ahli waris Karsono, anggota Satlinmas dari Kecamatan Pituruh. Usai upacara juga dilakukan simulasi pengamanan pemungutan suara.

 Dalam sambutannya, Bupati Purworejo mengungkapkan bahwa tahun 2013 ini adalah tahun politik yang harus disikapi dengan baik. Karena pada tahun ini bukan hanya akan diselenggarakan Pilgub 2013, namun juga persiapan menjelang Pemilihan Anggota Legislatif, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014.

Terkait dengan hal tersebut, Ia minta Satlinmas harus netral dalam menjalankan tugas, fungsi dan jangan terlibat langsung dalam kampanye mendukung salah satu calon. “Saudara memang tetap mempunyai hak pilih, akan tetapi harus mengedepankan netralitas agar tidak mempengaruhi kinerja yang bisa berimbas pada proses Pilgub 2013,” pesannya.

Dikatakan bahwa penyelenggaraan Pilgub membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Karena itu, Pilgub harus berjalan dengan lancar dan sukses, sehingga terwujud situasi kondusif, masyarakat yang mempunyai hak pilih terjamin keamanan dan kenyamanannya, tanpa ada intimidasi dalam menyalurkan aspirasinya di balik pemungutan suara. “Jadi saya minta Satlinmas ini mengawasi setiap proses di TPS dengan baik, sampai hasil penghitungan suara diserahkan kepada KPUD,” pintanya.

Ia juga minta kepada seluruh anggota Satlinmas ini, agar dapat memelihara citra penampilan serta sikap dan tingkah laku. “Tingkatkan motivasi dan profesionalisme membantu aparat pemerintah dalam memelihara ketentraman, ketertiban dan keamanan masyarakat melalui berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, “harapnya.

Sabtu, 09 Februari 2013

Lagi, Penipuan Mencatut Nama Dinas


Penipuan dengan modus mencatut nama lembaga pemerintah kini muncul lagi. Kini giliran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah dimanfaatkan sebagai kedok untuk meraup keuntungan seseorang. Modusnya mengaku dari sebuah media di Jawa Tengah, meminta sejumlah uang baik secara tunai atau tranSfer, dengan dalih partisipasi pemasangan iklan Listing Visit Jawa Tengah 2013.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah Dr Prasetyo Ariwibowo SH MSoc Sc, melalui suratnya nomor 350/0265 tertanggal 21 Januari 2013, menginformasikan adanya indikasi penipuan. Modusnya, ada seseorang yang mengaku bernama A Sugeng dari Media Mbangun Desa Jawa Tengah, meminta uang tunai dengan dalih partisipasi pemasangan iklan berwarna Listing Visit Jawa Tengah 2013. Iklan tersebut dijanjikan akan dimuat di kalender Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  Propinsi Jawa Tengah tahun 2013.

Terkait dengan hal itu, ia minta apabila ada pihak-pihak yang mengatasnamakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang meminta uang tunai atau transfer, agar tidak ditanggapi. Ditegaskan bahwa hal tersebut merupakan bentuk penipuan.

Jumat, 08 Februari 2013

Purworejo Masuk Enam Besar Terbaik LBS Tingkat Jateng


Kabupaten Purworejo masuk nominasi enam besar dalam pelaksana terbaik lomba Lingkungan Bersih Sehat (LBS) tingkat Provinsi Jawa Tengah. Lima daerah lainnya adalah Kabupaten Demak, Banyumas, Boyolali, Wonogiri, dan Kebumen. Penilaian tersebut berdasar kelengkapan administrasi dan data dukung yang telah diteliti di tingkat Provinsi.

Untuk penentuan terbaik pertama, tim penilai dari Provinsi Jawa Tengah melakukan penilaian langsung ke Kabupaten Purworejo, Selasa (5/2). Tim Penilai  yang berjumlah empat orang itu terdiri dari Meilina Sri Wahyuningsih dari TP PKK Provinsi, I Made Madawi Daryana SKM MKes dari Dinkes, Hardono Agus SH dari Badan Lingkungan Hidup, dan Ir Giyono dari Bapermasdes.

Ketua Tim penilai Meilina Sriwahyuningsih mengatakan kunjungan di enam kabupaten pelaksana terbaik ini, tujuannya untuk melihat secara lansung dan mensinkronkan data adminstrasi dengan data dukung serta data fisik lingkungan bersih sehat. Termasuk juga kesadaran masyarakatnya  dalam berperilaku hidup sehat.

Hasil penilaian langsung kunjungan lapangan, menurutnya, akan menentukan terbaik pertama untuk mengikuti lomba LBS tingkat nasional. “Kabupaten yang nantinya terpilih ke tingkat nasional akan dilakukan perbaikan-perbaikan dari provinsi,” katanya.

Lebih lanjut Meilina menegaskan penilaian ini dilakukan secara professional. Tim penilai dituntut harus sesuai dari mulai administrasi, data dukung, dan data fisik dilapangan beserta perilaku hidup bersih sehat masyarakat. “ Tidak ada titipan ataupun pesanan sama sekali. Kami akan menilai seobyektif mungkin,” tandasnya.

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg mengatakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat tentang lingkungan bersih sehat sudah tinggi. Tentu ini didukung pemkab yang melakukan penyuluhan dan memberikan bantuan komposter untuk mengolah sampah menjadi pupuk organik. Demikian juga untuk keberadaan TPA di Kabupaten Purworejo telah dikelola dengan baik.

“Makanya saya optimis Kabupaten Purworejo memiliki LBS yang baik dengan didukung dari berbagai elemen masyarakat. Saya bersama tim sudah melihat kabupaten lain, dan untuk itu kami siap berlaga ditingkat Nasional,” tandas Bupati disambut tepuk tangan para hadirin.

Selain melihat data adminsitrasi, Tim Penilai juga melihat pameran dari hasil ketrampilan dan kerajinan tangan di Plaosan Kelurahan Purworejo Kecamatan Purworejo. Tim penilai langsung turun ke empat RW di Plaosan yang menjadi sasaran penilaian. Meski sudah diarahkan oleh tim kabupaten, tim penilai blusukan sesuai kehendaknya untuk menilai tempat-tempat yang dianggap penting

Jumat, 25 Januari 2013

SDN Tlogokotes Bangun Mushola


Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo menyambut baik adanya kepedulian warga Purworejo di perantauan, yang ikut memikirkan pembangunan di desa asal mereka. Karena hal itu akan membantu percepatan pembangunan di daerah. Sehingga ke depan diharapkan akan mampu mendongkrak perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Purworejo.

Demikian diungkapkan oleh Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, saat meresmikan Mushola Nurul ‘Ilmi SD Negeri Tlogokotes, Kecamatan Bagelen, Purworejo, Kamis (24/1). Turut hadir pula dalam acara tersebut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo Drs. H. Bambang Aryawan, MM, Camat Bagelen H Setyadi, S.Sos, Muspika Bagelen, dan seluruh Kepala SD se daerah binaan selatan Gugus Antarejo.

“Kami atas nama Pemkab Purworejo mengucapkan terima kasih kepada warga Purworejo di perantauan yang peduli terhadap daerah asalnya. Kontribusi mereka tentu akan membantu pemerintah dalam melakukan percepatan pembangunan di segala bidang,” katanya.

Lebih lanjut Bupati berharap,  jalinan yang telah erat antara warga perantau dan warga Purworejo untuk selalu dijaga dengan baik. Ke depan harapan kami tak hanya bantuan secara fisik, namun juga mampu menjalin kerjasama untuk berinvestasi di Purworejo guna menciptakan lapangan kerja baru dalam rangka mengurangi angka pengangguran,” tambahnya.

Peresmian mushola seharga Rp 110 juta tersebut dilaksanakan bersamaan dengan acara peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW. Bantuan sebesar itu berasal dari donatur utama Hj Nurul Triwahyuni, segenap alumni, dan donatur masyarakat setempat. Selain bangunan mushola, juga turut diserahkan perlengkapan berupa sound system, sajadah, kitab suci maupun karpet. Pada kesempatan itu, Bupati juga menyerahkan bantuan tali asih kepada anak yatim, kaum duafa, dan warga yang terkena musibah.

Senin, 21 Januari 2013

Rumah Sakit Harus Mandiri


Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg meminta agar rumah sakit yang ada di Purworejo tidak mudah merujuk pasiennya. “Tunjukkan kemampuannya untuk mandiri, kalau kurang alat beli alatnya, kalau kurang dokternya beli dokternya. Supaya pasien bisa tertangani dengan baik,”katanya pada kegiatan operasi bedah tulang gratis di aula RS PKU Muhammadiyah Tunas Medika Purworejo, Sabtu (19/1).

Bupati mengaku paling tidak suka jika sedikit-sedikit pasien dirujuk ke luar daerah. Tapi kalau memang darurat dirujuk ya harus dirujuk, daripada berbahaya bagi pasiennya. “Selain itu juga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, artinya jangan sampai keluarga pasien menuntut rumah sakit karena penanganannya kurang baik,” tandas Bupati.

Direktur RS PKU Muhammadiyah Tunas Medika Purworejo dr Ulfah Hidayati MKes mengungkapkan kegiatan ini merupakan bagian dari corporate social responsibility (CSR) RS PKU . “Sudah menjadi tujuan dan komitmen dari CSR kami yang sudah terbentuk selama ini, bahwa kegiatan sosial merupakan wahana implementasi dari visi misi kami, salah satunya terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat dibidang kesehatan,” ungkapnya.

Menurut dr Ulfa, CSR RS PKU  bersinergi dengan CSR Bank Mandiri cabang Kutoarjo, yang memberi hibah mobil ambulans. Ia berharap mobil ambulans itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan sosial pengobatan gratis, pembagian sembako ke masyarakat tidak mampu di desa-desa, dan juga untuk kegiatan safari dakwah. Dikatakan, pihaknya akan terus berbenah tumbuh berubah dan berkembang secara berkelanjutan, tidak hanya sekedar mengejar profibilitas tetapi juga memperhatikan aspek sosial lingkungan.

Area Manager Semarang PT Bank Mandiri Sindu Pradoko mengatakan bantuan mobil ambulans senilai Rp 172 juta ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Bank Mandiri kepada masyarakat sekitar, sehingga dapat memberikan manfaat lebih kepada masyarakat luas. Diharapkan bantuan ambulans dapat dijadikan sebagai sarana  dalam meningkatkan pelayanan RS PKU Muhammadiyah dan meningkatkan kualitas kesehatan khususnya di Kabupaten Purworejo. Sementara itu Ketua Panitia program CSR RS PKU Muhammadiyah dr M Sri Bimo W mengatakan operasi bedah tulang gratis diikuti 22 pasien dilaksanakan selama dua hari.

Purworejo Dapat Bantuan Alat Pengolah Sampah


Kabupaten Purworejo mendapat bantuan hibah dari pemprov berupa alat pengolah sampah menjadi pupuk organik. Alat pengolah sampah senilai Rp 1, 8 miliar itu, sudah diujicoba di TPA Jetis. Sedangkan pengoperasiannya menunggu peresmian oleh Gubernur Jawa Tengah.

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg menyambut baik bantuan hibah berupa alat pengolah pupuk organik. “Sarana itu akan digunakan untuk menopang program go organik,” katanya saat mengecek alat pengolah sampah itu beberapa waktu lalu.

Diungkapkan, rencana Purworejo menjadi daerah pertanian organik sudah dicanangkan. Petani Purworejo berangsur-angsur meninggalkan pupuk kimia dan berganti ke pupuk organik. Menurut rencana pupuk organik dari sampah itu akan dikelola Badan Usaha Milik Daerah untuk dijual bebas.

''Melalui pertanian organik kami ingin menyelamatkan bumi. Dan kalau sampah sudah diolah menjadi pupuk, maka tidak ada lagi penumpukan sampah,'' tuturnya. Kabid Prasarana dan Permukiman, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Jawa Tengah Purwandi SP menuturkan, dengan alat itu sampah akan diolah menjadi pupuk granular dengan kapasitas 30 ton/hari. Caranya, sampah akan disaring secara manual untuk memisahkan plastik. Sampahnya akan diolah menjadi pupuk, sedangkan plastiknya diolah tersendiri.

Kabid Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Purworejo Mulyono, menginformasikan, selama ini jumlah sampah yang dibuang ke TPA Jetis sekitar 30 sampai 33 truk/hari. Kalau dihitung volumenya sekitar 250 meter kubik (M3)/hari, atau sekitar 90 sampai 100 ton per hari.

Menurutnya, sampah yang bisa diolah menjadi pupuk, adalah yang sudah berupa tanah.
Untuk mempercepat mengubah sampah menjadi tanah akan digunakan cairan khusus. Dengan obat organik itu membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. “Dengan demikian timbunan sampah tidak sampai menumpuk, karena akan menyusut,” jelasnya.


Selasa, 15 Januari 2013

496 PPL Pilgub Ikuti Pembekalan


Sebanyak 496 orang pengawas pemilu lapangan (PPL)Kabupaten Purworejo mendapat pembekalan, Senin (14/1) siang, di pendopo rumah dinas Bupati. PPL ini akan melakukan tugasnya sebagai pengawas pemilu pada Pemilihan Umum Gubernur/Wagub Jawa Tengah yang rencananya akan digelar Minggu (26/5) mendatang. Materi disampaikan dari Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Purworejo dan Polres Purworejo.

Ketua Panwaslu Kabupaten Purworejo Drs Muhamad Wasit Achadi, mengungkapkan bahwa jumlah PPL Kabupaten Purworejo merupakan jumlah terbesar di Jawa Tengah. Hal ini terjadi karena jumlah desa di Kabupaten Purworejo terbanyak. Tiap desa/ kelurahan terdiri satu petugas PPL, kecuali Kelurahan Purworejo dan Kutoarjo masing-masing dua orang. Mereka akan melakukan tugasnya di desa/kelurahannya masing-masing.

Petugas ini merupakan hasil perekrutan Panwas tingkat kecamatan, yang telah dinyatakan lulus seleksi administrasi dan wawancara. Mereka telah dilantik di kecamatan masing-masing antara tanggal 8-10 Januari lalu.

Perekrutan petugas tersebut, lanjutnya, sebagai amanat UU 15/2011 tentang penyelenggaraan pemilu. Untuk memperoleh hasil pemilu yang jurdil, transparan dan akuntabel, dibentuk pengawas pemilu dari pusat hingga desa. “Terkait dengan hal itu, saya minta agar PPL mempelajari regulasi pemilu yang belaku, dan mengawsi jalannya pemilu melalui tahapannya,” harapnya.

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Kantor Kesbangpolinmas, Drs Budi Harjono, menyatakan bahwa, tugas PPL pada hakekatnya hampir sama dengan Panwaslu di tingkat kabupaten maupun Panwascam di tingkat kecamatan. Yakni untuk mengawasi setiap tahapan Pemilu, dalam hal ini Pilgub Jawa Tengah 2013.  “Oleh karena itu PPL mengemban tugas mulia sekaligus memikul tanggung jawab yang berat. Kiprah PPL benar-benar diuji untuk mengawal pelaksanaan demokrasi untuk terciptanya Pemilu yang berkualitas dan bermartabat,” katanya.

Menurutnya, sebagai bagian yang paling bersentuhan langsung dengan masyarakat di tingkat desa/kelurahan, PPL merupakan salah satu pintu masuk dalam penanganan awal terhadap laporan pelanggaran Pemilu, sekaligus harus berhadapan dengan berbagai kepentingan dari pihak-pihak penyelenggara Pemilu. “Oleh karena itu, PPL diharapkan bisa bekerja dengan baik di wilayahnya masing-masing dan senantiasa berkoordinasi dengan Panwascam, utamanya dalam menindaklanjuti berbagai persoalan pelanggaran pemilu yang terjadi di tingkat desa,” harapnya.

Disisi lain ia menyatakan bahwa, belakangan ini sering membaca atau mendengar kekhawatiran mundurnya pelaksanaan Pilgub Jateng 2013, akibat perbedaan data kependudukan antara Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Namun demikian, Komisi Pemilihan Umum Jawa Tengah sudah menegaskan bahwa Pilgub Jateng tidak akan mundur dari jadwal yang telah ditetapkan, meski ada dualisme data kependudukan yang jadi dasar penentuan Daftar Pemilih Sementara. “Karena itu, saya berharap semua pihak terkait tidak menjadi ragu-ragu, dan tetap fokus melaksanakan tahapan-tahapan yang sudah direncanakan dengan sebaik-baiknya,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya netralitas seluruh stakeholders Pemilu, sebagai salah satu kata kunci yang harus ditegakkan. Netralitas merupakan modal yang sangat penting dan berharga dalam mengawal tegaknya demokrasi sebagai amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

Selasa, 08 Januari 2013

Puluhan PKL Dapat Binaan Kasat Pol PP


Pada dasarnya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang membuka usahanya diatas trotoar adalah melanggar hukum. Sebab, fungsi utama dari trotoar adalah untuk para pejalan kaki. Namun demikian, keberadaan para PKL selaku pelaku ekonomi kelas bawah yang cukup tangguh juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Oleh karena itu, meski digunakan untuk berdagang namun selama fungsi utama trotoar tidak dihilangkan Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP ) masih bisa memberi tolreransi terhadap pelanggaran kecil tersebut. Namun demikian jika PKL tidak mengindahkan peraturan dan mau menang sendiri maka Sat Pol PP tidak akan segan-segan menertibkan maupun menindak sesuai hukum yang berlaku.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Kabupaten Purworejo Tri Joko dalam program pembinaan PKL di Aula kantor setempat Jumat (4/1). Menurut Tri Joko, jika selama ini di Kabupaten Purworejo banyak PKL yang berjualan diatas Trotoar bukan berrarti lantas pihaknya memberi ijin, namun hanya memberi sedikit kelonggaran selama para pedagang sanggup ditata dan mengindahkan perturan yang berlaku. “Tapi kalau para PKL sudah diberi kelonggaran malah seenanknya sendiri akan kami tertibkan. Jika perlu akan kami tindak sesuai hukum yang berlaku,” kata Tri Joko.

Lebih lanjut dikatakan, kelonggaran tersebut diantaranya bagi PKL yang menggunakan trotar maka wajib menyisakan setengah sampai satu meter ruang bagi para pejalan kaki. Setelah selesai berjualan para PKL juga wajib membersihkan tempatnya dan menyingkirkan peralatan yang digunakan seperti gerobag, meja, kursi dan layar maupun embel-embel lainya. “Tapi yang sering terjadi PKL meninggalkan begitu saja peralatannya sehingga trotoar terlihat kumuh,” kata Tri Joko.

Tri Joko mengatakan, dalam menata, menertibkan maupun membina para PKL pihaknya tidak akan main-main. Hal itu lantaran penertibandan pembinaan  PKL adalah satu tugas Sat Pol PP. Namun demikian dalam penertiban pihaknya lebih memilih dengan cara pendekatan ketimbang cara lain yang mungkin bisa menimbulkan permasalahan baru. “Kami bisa saja main gusur  dan melarang PKL berjualan, tapi kami lebih suka dengan cara pembinaan terlebih dulu,” papar Tri Joko.

Dijelaskan, salah satu bukti pembinaan adalah rencana memberi fasilitas para PKL di Jalan Kemuning dan Pramuka. Di dua tempat tersebut rencananya para PKL nantinya akan diberi lapak maupun selter semi permanen. Adapun dana untuk merealisasikan rencana tersebut dengan cara swadaya dari PKL. “Terhadap rencana tersebut respon PKL sangat positif dan sanggup berswadaya,” ungkap Tri Joko.

Selain dari para PKL, sejumlah pihak dan instansi terkait juga mendukung rencana tersebut. Bahkan Kementerian Koperasi melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Purworejo sudah memberi bantuan sebesar Rp 375 juta. Namun demikian, kata Tri Joko, pihaknya tidak tahu pasti kenapa setelah rencana tersebut siap diwujudkan tiba-tiba saja ditentang oleh pihak sejumlah pihak dengan alasan yang tidak jelas. Lantaran banyak ditentang oleh berbagai pihak maka program Jalan Kemuning dan Pramuka akhirnya urung direalisasikan.

Masih menurut Tri Joko, meski program tersebut gagal namun pihaknya merasa heran karena hingga kini  bantuang anggaran sebesar Rp 375 juta yang mengatasnamakan koperasi untuk PKL juga tidak jelas. Bantuan tersebut, lanjutnya, tujuanya adalah untuk pembinaan PKL, mestinya kalau program Kemuning dan Pramuka gagal bisa dialihkan ke program lainya yang berkaitan dengan PKL. “Ini sangat mengecewakan kami. Sudah programnya gagal, bantuanya juga tidak jelas penggunaanya,” Ungkap Tri Joko yang berharap agar kasus tersebut diselidiki oleh BPK dan KPK.

Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo Diresmikan


Kabupaten Purworejo kini telah memiliki gedung kesenian yang diberi nama Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo. Bangunan tersebut merupakan eks gedung bioskop Bagelen yang direnovasi dengan nilai Rp. 4.491.210.000.

Peresmian gedung dilakukan oleh Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, bersamaan dengan peresmian kegiatan pembangunan tahun 2012, Sabtu (5/1). Dalam peresmian itu, selain dihadiri unsur pimpinan daerah, seniman dan berbagai komponen masyarakat, juga dihadiri keluarga Jenderal Sarwo Edhie Wibowo yang diwakili Nurcahyo Anggorojati.

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg mengungkapkan, keberadaan gedung kesenian di lokasi eks gedung bioskop Bagelen yang merupakan cagar budaya ini, juga merupakan wujud kepedulian Pemerintah Daerah terhadap seni budaya dan kelestarian bangunan bersejarah. Untuk itu, ia berharap agar keberadaan gedung kesenian ini bisa menjadi wahana untuk menumbuhkembangkan kegiatan seni budaya di Kabupaten Purworejo. “Kepada seluruh warga masyarakat utamanya kalangan seniman dan budayawan, saya mengajak untuk memanfaatkan dan memelihara gedung kesenian ini dengan sebaik-baiknya,” harapnya.

Ia mengungkapkan bahwa Pemkab Purworejo sedang mengusulkan Jenderal Sarwo Edhie Wibowo sebagai pahlawan nasional, dimana salah satu faktor pendukung lolosnya usulan tersebut adalah adanya nama jalan atau gedung. “Kebetulan pada tahun ini kita berhasil mewujudkan pembangunan gedung kesenian, yang setelah dibicarakan dengan berbagai pihak terkait termasuk Dewan Kesenian Purworejo, disepakati untuk mengabadikan nama salah satu putra terbaik Purworejo yakni Jenderal Sarwo Edhie,” ungkapnya.

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunanBupati mengharapkan agar setiap tahapan selaluberpijak pada aturan yang ada. Aturan itu hendaknya dipedomani bukan saja oleh SKPD pemilik kegiatan tetapi juga oleh pihak ketiga yang menjadi rekanan, sehingga tercapai output yang tepat guna, tepat waktu dan tepat mutu.

Apalagi anggaran untuk kegiatan bersumber dari uang rakyat. Sehingga selain bermanfaat bagi rakyat, juga harus dapat dipertanggungjawabkan dengan benar, mulai proses, pengadministrasian maupun hasilnya. “Dan kita akan terus melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan, agar semakin baik di masa-masa mendatang,” tandasnya.

Gedung kesenian tersebut hanyalah satu diantara ratusan kegiatan pembangunan tahun 2012. Kegiatan lainnya meliputi 306 paket pengadaan konstruksi senilai Rp. 97.034.512.001, 166 paket pengadaan barang senilai Rp. 39.616.166.825, 113 pengadaan jasa konsultansi senilai Rp. 5.018.448.400 dan 5 paket pengadaan jasa lainnya senilai Rp. 445.349.900.

Kamis, 03 Januari 2013

53 Pejabat Dilantik


Mengawali hari pertama masuk kerja tahun 2013, Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg melantik 53 pejabat di jajarannya, Rabu (2/1) di pendopo kabupaten. Mereka terdiri 2 pejabat eselon II, 18 pejabat eselon III dan 33 pejabat eselon IV.  Selain itu, juga mengukuhan 1 Pengawas TK/SD/SMP dan 5 Kepala SMP di lingkungan Dinas P dan K Kabupaten Purworejo.

Dalam sambutannya Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten Purworejo telah memulai sebuah langkah penting dalam upaya mewujudkan aparatur yang profesional dan kompeten di bidangnya, yakni dengan menggelar uji kompetensi dengan metode assesment.

“Dari pengamatan saya, para pejabat yang mendapat kesempatan gelombang pertama dalam uji kompetensi tersebut, telah mengikutinya dengan sungguh-sungguh, terbukti mereka rela antri berjam-jam bahkan hingga malam hari untuk mendapatkan giliran diuji,” ungkapnya. Ia berharap kesungguhan itu lebih dilandasi niat untuk menunjukkan kualitas, kemampuan dan kompetensi diri, ketimbang harapan untuk memperoleh promosi jabatan. 

Karena uji kompetensi itu memang bukan semata-mata untuk menentukan figur-figur yang akan mendapatkan promosi jabatan, namun lebih sebagai sebuah pemetaan terhadap kompetensi para pejabat yang ada di jajaran Pemerintah Kabupaten Purworejo. “Sehingga kalau terlalu berharap memperoleh promosi jabatan usai mengikuti uji kompetensi itu, saya khawatir Saudara justru akan menjadi frustasi karena promosi yang diharapkan itu tak kunjung tiba,” pintanya.

Menurutnya, masyarakat yang semakin kritis sudah pandai menilai mana pejabat yang memang memiliki kualitas mumpuni dan mana pejabat yang mendapatkan jabatan karena memanfaatkan faktor-faktor di luar kompetensi dan profesionalisme. “Jangan sampai jabatan yang semestinya bisa menempatkan kita pada posisi yang lebih terhormat, justru menjadikan kita sebagai bahan cemoohan akibat ketidakmampuan kita dalam mengemban jabatan tersebut,” katanya mengingatkan.

Di sisi lain, ia juga minta kepada jajaran Badan Pertimbangan Kepangkatan dan Jabatan (Baperjakat) dan Badan Kepegawaian Daerah, untuk memanfaatkan hasil uji kompetensi itu dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai uji kompetensi itu hanya terkesan sebagai formalitas belaka, untuk menutupi terjadinya praktik-praktik kotor seperti jual beli jabatan yang sering menjadi kecurigaan masyarakat.

“Meskipun saya tegaskan disini, bahwa selama saya memimpin Purworejo, saya jamin tidak ada yang namanya jual beli jabatan. Dan saya tidak akan segan-segan bertindak tegas, apabila ada yang terbukti melakukan praktik jual beli jabatan dan sejenisnya,” tandasnya. Ia juga berpesan kepada seluruh jajaran aparatur Pemerintah Kabupaten Purworejo untuk menyikapi setiap pelantikan pejabat secara wajar, tidak membumbui dengan berbagai isu dan rumor yang tidak jelas, apalagi menjadikannya sebagai komoditas politik yang hanya akan menimbulkan sikap saling curiga, mempengaruhi kinerja pemerintahan dan mengganggu kondusivitas daerah.

Rabu, 02 Januari 2013

PB Garuda Jaya Juara Umum Bupati Cup VI


Seperti sudah diprediksi sebelumnya, akhirnya Perkumpulan Bulutangkis Garuda Jaya  (PB GJ)tampil  sebagai juara umum dalam Kejuaraan Bulutangkis Bupati Cup VI tahun 2012. Dalam final yang digelar di Gedung GSH Purworejo Minggu (30/12),para atlit PB Garuda Jaya tampil luar biasa dan mendominasi di semua kategori. Juara Umum tahun lalu ini mampu menyabet tujuh dari 10 kategori yang dilombakan.

Kejuaraan Bulutangkis Bupati Cup ke VI berlangsung selama empat hari 27-30 Desember 2012. Sediitnya 200 atlit yang tergabung dalam sejumlah club seperti PB Garuda Jaya, Sinergi, Abimanyu, SYP dan Pandawa ikut dalam kejuaraan tanunan tersebut. Selain kelompok umur juga dipertandingkan kategori Veteran. Meski pertandingan sempat terhenti lantaran atap gedung bocor namun secara umum berjalan lancar dan cukup meriah.

Berikut hasil kejuaraan tersebut. Juara tunggal usia dini putri, Ghaiza Farah Binari ( PB Garuda Jaya ), tunggal usia dini putra, Kurnia Rizki Fauzi ( PB Garuda Jaya ), keduanya juara tahun lalu. Juara tunggal putri kelompok anak, Ananda Cahya Trisna ( PB Garuda Jaya ), tunggal putra, Oliver Mathew ( PB Abimanyu ) yang pada kejuaraan tahun sebelumnya juga tampil sebagai juara. 
Untuk tunggal putra kelompok pemula dimenangkan oleh Rezal Muis Pratomo ( PB Garuda Jaya ), dan tunggal putra kelompok remaja Yusuf Setya Wibowo ( PB Garuda Jaya ).
Juara tunggal dewasa putra diraih oleh Rida Kusuma ( PB Garuda Jaya ), ganda remaja putra dimenangkan pasangan Fajar Sodiq dan Hanif Ega P (PB Sinergi). Sementara untuk ganda veteran dmenangkan pasangan Haris dan Sukirno.


Foto – foto lainya lihat di Gallery Foto