Jumat, 24 April 2015

SMP Negeri 24 Purworejo Sarat Prestasi Eskul

Dibanding sekolah yang lain, nama SMP Negeri 24 Purworejo mungkin belum begitu menonjol. Hal itu disebabkan lokasinya yang memang berada terpencil jauh dari pusat kota Purworejo. Namun siapa sangka dibalik semua itu SMP Negeri 24 Purworejo yang terletak di Desa Kaliharjo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo ternyata menyimpan segudang perstasi. Utamanya dalam bidang estra kurikuler.

Diantaranya, dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) dan Festifal Seni Kabupaten Purworejo tahun 2014 belum lama ini, sekolah ini mampu menyabet 14 tropi kejuaraan. Sementara sekolah lain untuk meraih satu kejuaraan saja harus bersusah payah. Keberhasilan tersebut tentu saja mengundang kekaguman tersendiri bagi sekolah sekolah lain. Meski belum menjadi juara umum namun perolehan kejuaraan tersebut tergolong luar biasa.

Kepala SMP Negeri 24 Purworejo, Suwarto AS, SPd, M, MPd mengatakan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari usaha sungguh-sungguh seluruh warga SMP Negeri 24 Purworejo. Disamping itu juga berkat pembinaan yang serius melalui kegiatan estra kurikuler. Meski mengaku bangga, kata Suwarto, namun dirinya belum merasa puas. “ Karena itu kami akan terus berupaya meningkatkan prestasi sehingga harapanya dengan semua itu bisa menjadi bekal hidup para siswa,” ujar Suwarto.

Masih kata Suwarto, selain prestasi dalam bidang olahraga dan seni sekolahnya juga banyak berprestasi dalam bidang kepramukaan. Bahkan dua siswanya terpilih mewakili Kabupaten Purworejo dalam Jambore tingkat propinsi pada bulan Agustus 2015 mendatang di Semarang. “ Yang membanggakan lagi dari hasil seleksi dua siswa kami baik putra dan putri semuanya menduduki rangking pertama,” kata Suwarto.

Berikut hasil kejuaraan yang berhasil diraih SMP Negeri 24 Purworejo dalam POPDA tahun 2014. Juara pertama Lomba Lompat Jauh Putri atas nama Wiwin Yuliani kelas 7 A, juara pertama Lari 100 meter Putri atas nama Adinda Oktaviana kelas 7 C, juara pertama Lari 800 meter Putri atas nama Nur Azizah kelas 9 F, juara pertama Lari 1500 meter Putri atas nama Nur Azizah kelas 9 F, juara pertama 800 meter Putra atas nama Hendri Kurniawan kelas 8 A, juara II Lari 800 meter Putri atas nama Ayu Rahmawati kelas 9 F,

juara III Lari 800 meter Putri atas nama Vita Rahmawati kelas 7 C, juara Harapan III Lukis Putra atas nama Dimas Andrean kelas 8 A, juara harapan III Story Telling atas nama Anisa Samsabila kelas 8 C, juara harapan III Cipta Puisi Putri atas nama Ayu Susanti kelas 7 C, juara III Mocopat Putra atas nama Gus Kamid kelas 8 A, juara harapan I Vocal Putra atas nama Narendra Dewa F kelas 7 A, dan juara harapan II Musik Tradisional. 

Minggu, 08 Maret 2015

Diduga Terjadi Pungutan Liar Dana Sertifikasi Guru Di Purworejo

Diduga telah terjadi pungutan liar yang dilakukan oleh oknum Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Purworejo terhadap para guru penerima dana tunjangan sertifikasi. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua LSM Formatur Basuki Rahmat SH MH dan Ketua FPI Purworejo Mustakim.
Mereka pada Kamis (5/3) sudah melaporkan kasus tersebut pada Kejaksaan Negeri Purworejo. Karena pungutan dana liar itu benar-benar sudah merugikan para guru. Menurut Basuki Rahmat dan Mustakim, setiap para guru ditarik masing-masing Rp 200.000,- (Dua ratus ribu rupiah) setiap dana sertifikasi diterima. Dana sertifikasi diterima para guru setiap tiga bulan sekali.

Data yang dieproleh LSM Formatur dan FPI Purworejo, jumlah guru bersertifikasi di Kabupaten Purworejo sekitar 4000 orang. Dengan demikian dana pungutan liar yang berhasil dikumpulkan oleh “koordinator” setiap tiga bulan mencapai Rp 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah). Artinya dalam setahun dana pungutan liar tersebut mencapai Rp 3 miliar lebih. Padahal pungutan liar tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2008 dan sampai sekarang masih berlanjut. Belum diketahui pasti dana sebesar itu dimanfaatkan untuk apa dan siapa saja oknum yang menerima “jatah” dana siluman tersebut.

Dijelaskan Basuki Rahmat dan Mustakim, modus operandi yang dilakukan dengan mengirim surat resmi kepada para guru profesional untuk melakukan pemberkasan. Pada saat para guru profesional berkumpul kemudian diberi pengarahan tertentu. Sayangnya, entah lantaran takut atau karena kepatuhan guru, banyak yang tidak mau mengutarakan kebusukan yang terjadi di dinas mereka. Meski sebenarnya mereka sudah dirugikan.


“Karena itu kami mohon kepada Kejaksaan Negeri Purworejo untuk menyelidiki dan menyidik pengaduan dugaan pungutan dana sertifikasi ini. Agar tidak menjadi fitnah kami ingin persoalan ini diselesaikan melalui legal action,” kata Basuki. Lebih lanjut dikatakan, berdasarkan data-data yang dia miliki distribusi pungutan liar tersebut sampai ke pimpinan daerah. “Dan tidak menutup kemungkinan modus-modus seperti ini juga terjadi di dinas lain dengan tupoksi dan korban yang berbeda,” tegasnya.

Minggu, 12 Januari 2014

Kakek Cabuli Siswa SD

Perbuatan Paiman (54) warga Dusun Pandeng Lor RT 3 RW 1, Desa Tanjunganom, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo memang bejad. Lantaran tak kuat menahan nafsu sahwatnya, kakek yang sudah dikaruniai tujuh cucu ini nekad berbuat cabul terhadap ACF (7), siswa SD warga Dusun Pendeng Lor RT 03 RW 01 Desa Tanjunganom, Kecamatan Banyuurip.

Akibatnya kakek cabul ini harus meringkuk dalam sel tahanan Mapolres Purworejo untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kapolres Purworejo AKBP Roma Hutajulu melalui Kasubag Humas AKP Suryo Sumpeno dalam gelar perkara Senin (6/1) menjelaskan, peristiwa pencabulan yang terjadi pada Kamis 28 November 2013 lalu bermula saat tersangka mengajak korban keliling kampung menggunakan sepeda onthel. Setelah puas keliling kampung, tersangka mengajak korban beristirahat di sebuah rumah kosong.

Melihat keadaan rumah kosong tersebut sepi, tersangka kemudian menggelar karpet yang ada di tempat itu dan mengajak korban tiduran. Selanjutnya tersangka mulai berbuat cabul kepada tersangka. Perbuatan tersangka terungkap sewaktu korban mengeluh sakit saat buang air kecil. Orangtua korban kaget setelah dari hasil visum diketahui kemaluan anaknya luka.

Setelah korban mengaku dicabuli oleh tersangka, kemudian orangtuanya melaporkan hal itu ke polisi. Tersangka yang sehari-harinya sebagai petani tak bisa mengelak saat digelandang polisi. Polisi juga mengamnkan barang bukti berupa sepeda onthel dan karpet yang digunakan berbuat asusila terhadap korban. Dijelaskan, aksi tersangka terhadap korban merupakan yang kedua kali. Sebelumnya tersangka pernah melakukan perbuatan cabul terhadap korban di sebuah gubuk di kebun jeruk.


“ Tersangka dijerat pasal 82 UU RI No 23 Tahun 2002, tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun, “ kata AKP Suryo Sumpeno. Sementara itu, dihadapan awak media tersangka mangaku menyesali perbuatannya. Meski demikian tersangka tidak mengakui telah melakukan hubungan badan dengan korban. Tersangka mengaku hanya menyentuh kemaluan korban dengan tangannya.

Jumat, 08 Maret 2013

Sarwo Edhie Wibowo Resmi Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional


Kabupaten Purworejo telah melahirkan beberapa pahlawan nasional, seperti Jendral Oerip Soemohardjo, Wage Rudolf Soepratman, Jendral Achmad Yani dan Jendral Sutojo Siswomiharjo. Selain itu masih terdapat beberapa nama pejuang yang sudah dikenal oleh masyarakat, namun belum diakui sebagai pahlawan nasional yaitu Kasman Singodimedjo dan Sarwo Edhie Wibowo.

Dokumen usulan gelar kepahlawanan Sarwo Edhie Wibowo telah ditandatangani Bupati Drs H Mahsun Zain MAg, dikantornya, beberapa waktu lalu. Penandatanganan disaksikan Wakil Bupati Suhar, Asisten III Sekda Drs Sigit Budi Mulyanto MM, serta Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pahlawan Daerah ( TP2GD) yang berjumlah 13 orang.

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg dalam sambutannya mengungkapkan, usulan gelar Pahlawan Nasional bagi Sarwo Edhie Wibowo sudah melalui mekanisme yang ada meliputi tiga sumber yaitu sumber tulisan, sumber lisan dan sumber kebendaan. Usulan gelar juga mendapat dukungan dari berbagai pihak diantaranya  dari Masyarakat Sejarawan Indonesia Komisariat Purworejo, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persatuan Rakyat Desa Nusantara dan Karang Taruna Purworejo.

Lebih lanjut Bupati mengungkapkan, selain diusulkan menjadi pahlawan nasional, Sarwo Edhie Wibowo juga diabadikan menjadi nama gedung kesenian yang terletak di Jl Urip Sumoharjo atau eks gedung bioskop Bagelen.. “Menurut rencana nama Sarwo Edhie Wibowo juga akan diabadikan menjadi nama jalan, Karena masih banyak jalan yang belum mempunyai nama,”jelasnya.

Ketua TP2GD Drs Sigit Budi Mulyanto MM memaparkan bahwa dalam mengumpulkan data dan informasi di lapangan, banyak dijumpai kendala. Namun dengan bantuan berbagai pihak, data dan informasi dapat dirangkum menjadi materi makalah secara utuh sesuai dengan harapan.
Sarwo Edhie Wibowo lahir di Purworejo hari Sabtu Pon tanggal 25 Juli 1925. Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan keluarga R Kartowilogo dengan RA Sutini, kepala rumah gadai di zaman Belanda.

Sarwo Edhie memiliki seorang istri bernama Sunarti Sri  Hadiyah,  memiliki lima putri dan dua putra. Putrinya masing masing Wijiasih Cahyasari, Wirahasti Cendrawasih, Kristiani Herawati, Mastuti Rahayu, dan Retno Cahyaningtyas. Sedangkan dua putra yaitu Pramono Edhie Wibowo dan Hartanto Edhie Wibowo. Tiga orang putrinya dinikahkan secara bersamaan, yaitu Wirahasti Cendrawasih dengan Letda Inf Erwin Sujono, Kristiani Herawati dengan  Lettu Inf Susilo Bambang Yudoyono, dan Mastuti Rahayu dengan Kapt Inf Hadi Utomo.

Menurut Catatan selama hidupnya, Sarwo Edhie Wibowo memiliki peran yang sangat besar, baik sebelum,selama, hingga pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peran dalam perang kemerdekaan meliputi pembentukan TNI ( BKR-TKR), pertempuran awal melawan penjajah Jepang, Sekutu dan Belanda, Perang Kemerdekaan I dan II. Dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, peran Sarwo Edhie meliputi penumpasan pemberontakan PKI madiun, DI/TII, PRRI/Permesta, Trikora, Dwikora dan penumpasan G30S/PKI.

Setelah selesai menjalankan tugas di bidang kemiliteran, Sarwo Edhie Wibowo masih meneruskan pengabdiannya dalam bidang kekaryaan/ sosial yaitu sebagai  Duta besar RI untuk Korea Selatan tahun 1974 – 1976, Inspektur Jendral Departemen Luar Negeri tahun 1978-1983, Kepala BP7 Pusat tahun  1983-1987, sebagai Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR-RI tahun 1987.

Rabu, 06 Maret 2013

Satlinmas Se-Kedu Apel Siaga Di Purworejo


Sebanyak 150 anggota Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) se eks Karesidenan Kedu, mangikuti apel siaga menghadapi Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah 2013, di halaman Setda Purworejo, Rabu (6/3). Dalam apel yang dipimpin oleh Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, juga diserahkan penghargaan dan uang duka kepada ahli waris Karsono, anggota Satlinmas dari Kecamatan Pituruh. Usai upacara juga dilakukan simulasi pengamanan pemungutan suara.

 Dalam sambutannya, Bupati Purworejo mengungkapkan bahwa tahun 2013 ini adalah tahun politik yang harus disikapi dengan baik. Karena pada tahun ini bukan hanya akan diselenggarakan Pilgub 2013, namun juga persiapan menjelang Pemilihan Anggota Legislatif, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014.

Terkait dengan hal tersebut, Ia minta Satlinmas harus netral dalam menjalankan tugas, fungsi dan jangan terlibat langsung dalam kampanye mendukung salah satu calon. “Saudara memang tetap mempunyai hak pilih, akan tetapi harus mengedepankan netralitas agar tidak mempengaruhi kinerja yang bisa berimbas pada proses Pilgub 2013,” pesannya.

Dikatakan bahwa penyelenggaraan Pilgub membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Karena itu, Pilgub harus berjalan dengan lancar dan sukses, sehingga terwujud situasi kondusif, masyarakat yang mempunyai hak pilih terjamin keamanan dan kenyamanannya, tanpa ada intimidasi dalam menyalurkan aspirasinya di balik pemungutan suara. “Jadi saya minta Satlinmas ini mengawasi setiap proses di TPS dengan baik, sampai hasil penghitungan suara diserahkan kepada KPUD,” pintanya.

Ia juga minta kepada seluruh anggota Satlinmas ini, agar dapat memelihara citra penampilan serta sikap dan tingkah laku. “Tingkatkan motivasi dan profesionalisme membantu aparat pemerintah dalam memelihara ketentraman, ketertiban dan keamanan masyarakat melalui berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, “harapnya.

Sabtu, 09 Februari 2013

Lagi, Penipuan Mencatut Nama Dinas


Penipuan dengan modus mencatut nama lembaga pemerintah kini muncul lagi. Kini giliran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah dimanfaatkan sebagai kedok untuk meraup keuntungan seseorang. Modusnya mengaku dari sebuah media di Jawa Tengah, meminta sejumlah uang baik secara tunai atau tranSfer, dengan dalih partisipasi pemasangan iklan Listing Visit Jawa Tengah 2013.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah Dr Prasetyo Ariwibowo SH MSoc Sc, melalui suratnya nomor 350/0265 tertanggal 21 Januari 2013, menginformasikan adanya indikasi penipuan. Modusnya, ada seseorang yang mengaku bernama A Sugeng dari Media Mbangun Desa Jawa Tengah, meminta uang tunai dengan dalih partisipasi pemasangan iklan berwarna Listing Visit Jawa Tengah 2013. Iklan tersebut dijanjikan akan dimuat di kalender Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  Propinsi Jawa Tengah tahun 2013.

Terkait dengan hal itu, ia minta apabila ada pihak-pihak yang mengatasnamakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang meminta uang tunai atau transfer, agar tidak ditanggapi. Ditegaskan bahwa hal tersebut merupakan bentuk penipuan.

Jumat, 08 Februari 2013

Purworejo Masuk Enam Besar Terbaik LBS Tingkat Jateng


Kabupaten Purworejo masuk nominasi enam besar dalam pelaksana terbaik lomba Lingkungan Bersih Sehat (LBS) tingkat Provinsi Jawa Tengah. Lima daerah lainnya adalah Kabupaten Demak, Banyumas, Boyolali, Wonogiri, dan Kebumen. Penilaian tersebut berdasar kelengkapan administrasi dan data dukung yang telah diteliti di tingkat Provinsi.

Untuk penentuan terbaik pertama, tim penilai dari Provinsi Jawa Tengah melakukan penilaian langsung ke Kabupaten Purworejo, Selasa (5/2). Tim Penilai  yang berjumlah empat orang itu terdiri dari Meilina Sri Wahyuningsih dari TP PKK Provinsi, I Made Madawi Daryana SKM MKes dari Dinkes, Hardono Agus SH dari Badan Lingkungan Hidup, dan Ir Giyono dari Bapermasdes.

Ketua Tim penilai Meilina Sriwahyuningsih mengatakan kunjungan di enam kabupaten pelaksana terbaik ini, tujuannya untuk melihat secara lansung dan mensinkronkan data adminstrasi dengan data dukung serta data fisik lingkungan bersih sehat. Termasuk juga kesadaran masyarakatnya  dalam berperilaku hidup sehat.

Hasil penilaian langsung kunjungan lapangan, menurutnya, akan menentukan terbaik pertama untuk mengikuti lomba LBS tingkat nasional. “Kabupaten yang nantinya terpilih ke tingkat nasional akan dilakukan perbaikan-perbaikan dari provinsi,” katanya.

Lebih lanjut Meilina menegaskan penilaian ini dilakukan secara professional. Tim penilai dituntut harus sesuai dari mulai administrasi, data dukung, dan data fisik dilapangan beserta perilaku hidup bersih sehat masyarakat. “ Tidak ada titipan ataupun pesanan sama sekali. Kami akan menilai seobyektif mungkin,” tandasnya.

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg mengatakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat tentang lingkungan bersih sehat sudah tinggi. Tentu ini didukung pemkab yang melakukan penyuluhan dan memberikan bantuan komposter untuk mengolah sampah menjadi pupuk organik. Demikian juga untuk keberadaan TPA di Kabupaten Purworejo telah dikelola dengan baik.

“Makanya saya optimis Kabupaten Purworejo memiliki LBS yang baik dengan didukung dari berbagai elemen masyarakat. Saya bersama tim sudah melihat kabupaten lain, dan untuk itu kami siap berlaga ditingkat Nasional,” tandas Bupati disambut tepuk tangan para hadirin.

Selain melihat data adminsitrasi, Tim Penilai juga melihat pameran dari hasil ketrampilan dan kerajinan tangan di Plaosan Kelurahan Purworejo Kecamatan Purworejo. Tim penilai langsung turun ke empat RW di Plaosan yang menjadi sasaran penilaian. Meski sudah diarahkan oleh tim kabupaten, tim penilai blusukan sesuai kehendaknya untuk menilai tempat-tempat yang dianggap penting