Jumat, 30 November 2012

Buruh Bangunan Tersengat Listrik


Zaki (20) pekerja bangunan warga Dusun Petung Ombo, Kelurahan Ngepanrejo, Kecamatan Bandungan, Magelang tak sadarkan diri setelah tersengat listrik Kamis (29/11) sekitar pukul 11.30 WIB. Beruntung jiwa pekerja bangunan yang tengah mengerjakan pembangunan Gedung Kesenian di eks Gedung Bioskop Bagelen ini masih bisa terselamatkan meski mengalami luka bakar cukup serius.

Informasi yang behasil dihimpun menyebutkan, peristiwa bermula saat Zaki tengah membersihkan batangan alumunium sepanjang dua meter. Tanpa disadari tiba-tiba saja alumunium tersebut menyenggol kabel yang terkelupas. Seketika itu juga terjadi percikan api disertai ledakan dan Zaki yang saat itu berdiri di atas kayu langsung terpental. “Waktu itu Zaki sedang mengerjakan kubah lantai dua,” kata rekan-rekan Zaki.

CV Yudha Cakti selaku pelaksana proyek pembangunan saat ditemui mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya pengamanan pekerja semenjak awal pengerjaan. Salah satunya adalah permohonan pemadaman aliran listrik kepada PLN Purworejo. Namun demikian, meski sudah beberapa kali mengajukan permohonan pemadaman namun belum juga dipenuhi oleh PLN. “Sampai kejadian itu PLN juga belum melakukan pemadaman aliran listrik,” jelasnya.

Artikel


Terbiasa Teratur Menciptakan Keteraturan

“Keteraturan adalah keadaan di mana terjadi keseragaman dalam melakukan sesuatu. Keteraturan terjadi terjadi setelah seluruh komponen masyarakat dalam suatu wilayah berpola sama, seragam”

Masyarakat mana yang tidak menghendaki keteraturan di tempat mereka tinggal? Keteraturan seakan menjadi tolok ukur maju atau tidaknya suatu bangsa.  Tiada lagi orang menerobos lampu merah. Tiada lagi orang menyerobot antrian. Tiada lagi orang meludah, merokok, dan membuang sampah sembarangan. Orang akan berjalan saat lampu hijau. Antrian tak akan penuh cacian, karena orang akan tetap dalam jalurnya. Orang akan merokok di ruang terbuka, meludah dan membuang sampah di tempat yang disediakan. Semuanya berjalan secara teratur.
“Keteraturan terjadi karena kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan menahun”

Keteraturan tidak hanya mengarah ke sisi kebaikan. Keteraturan tergantung pada kebiasaan yang dilakukan suatu masyarakat pada suatu tempat. Dalam suatu masyarakat, bisa terjadi kesemrawutan yang teratur. Mereka teratur dalam suatu pola yang semrawut, dan mereka terbiasa dengan pola itu. Terbukti dengan dilakukannya hal tersebut --- menahun.
“Untuk bisa hidup dalam suatu keteraturan, terbiasa adalah suatu keharusan”

Suatu individu dalam suatu masyarakat yang terbiasa hidup dalam kesemrawutan yang teratur pindah ke dalam lingkungan yang berisi individu-individu yang teratur. Bisa dipastikan, ia akan selalu mengeluh tentang lingkungan barunya tersebut. Dia akan mengalami masa adaptasi yang tidak sebentar, dan ada kemungkinan dia akan kembali berpindah ke lingkungan lamanya. Begitu juga sebaliknya, suatu individu yang berasal dari suatu masyarakat yang teratur pindah ke lingkungan yang punya perilaku semrawut yang teratur. Bisa dipastikan, ia akan mencaci lingkungan barunya ini, dan ada kemungkinan dia akan kembali ke lingkungan asalnya, jika dia tidak bisa beradaptasi di sana.

“Keteraturan terjadi di semua tempat, di mana terdapat masyarakat yang hidup secara berpola”
Keteraturan akan terjadi jika ada tempat. Entah itu di lereng gunung yang sulit dijangkau, di daerah terpencil yang bahkan penerangannya masih setia dengan senthir, atau pun di tengah padat gedung dan sesak asap kendaraan bermotor. Keteraturan tak pernah pandang bulu. Untuk dapat menuju masyarakat yang teratur, dibutuhkan dua syarat: area atau tempat dan masyarakat. Setelah dua syarat tersebut dipenuhi, maka dengan sendirinya masyarakat tersebut akan menciptakan suatu pola yang dilakukan terus menerus.

“Peraturan dan keteraturan adalah dua hal yang sulit dipisahkan. Mereka ibarat Yin dan Yang”
Individu di suatu tempat, akan dipaksa untuk hidup sesuai dengan peraturan di dalamnya. Ia akan dipaksa untuk hidup sesuai peraturan di tempat ia tinggal. Jika ia melanggar, bisa dipastikan ia akan mengalami hukuman sesuai peraturan yang ada --- di sebagian tempat mereka yang melanggar akan digosipkan atau bahkan dikucilkan. Untuk itulah perlu dibuat peraturan. Peraturan akan membuat individu yang berada di bawah naungannya akan terbiasa untuk berperilaku secara teratur. Tanpa adanya peraturan, yang mungkin terjadi adalah ketidakteraturan yang teratur.
Bayu Wira Handyan
Mahasiswa S-1 Ilmu Komunikasi, Universitas Diponegoro

Masyarakat Berhak Dapat Layanan Prima


Puncak peringatan Hari Ulang Tahun ke 41 Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) tingkat Kabupaten Purworejo, ditandai dengan upacara bendera di halaman Setda, Kamis (29/11). Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan dana belajar untuk 15 siswa, serta penyerahan mobil ambulans dari Bank Mandiri untuk PMI Cabang Purworejo.

Presiden SBY dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Bupati Purworejo Suhar mengungkapkab bahwa Korpri telah menunaikan perannya sebagai pilar utama dalam mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Sehingga Birokrasi Pemerintahan saat ini tampil dengan pelayanan yang semakin baik.

Menurutnya, peningkatan kinerja aparatur Negara melalui reformasi birokrasi, memiliki posisi yang sangat strategis terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan Nasional. Untuk mewujudkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, akan semakin baik jika segenap aparatur pemerintahan mampu merubah pola pikir (mindset) dari mental penguasa menjadi birokrat yang bermental Abdi Masyarakat.

“Ingat, jajaran aparatur Pemerintahan adalah pelayan masyarakat. Masyarakat berhak mendapat pelayanan yang prima dari pemerintah di manapun dan kapanpun. Sebaliknya, pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya,” tandasnya.
Menurut Presiden, birokrat pemerintah masih perlu disempurnakan. Publik masih melihat bahwa birokrasi cenderung berbelit dan rumit. “Kita patut bersyukur, melalui reformasi birokrasi kita terus menata kelembagaan pelayanan publik, menyederhanakan prosedur pelayanan, serta menerapkan standar pelayanan minimal,” katanya.

Artikel


Demokrasi di Indonesia

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang paling laris di dunia. Walaupun  hampir dipakai di seluruh dunia, namun dalam kenyataannya demokrasi bukanlah sistem pemerintahan yang terbaik, walaupun bukan yang terburuk.

Di Indonesia sendiri, sistem pemerintahan ini telah dipakai sejak negara ini memproklamasikan kemerdekaannya. Terbukti dari mekanisme kepemimpinannya, Presiden bertanggung jawab kepada MPR, di mana MPR dipilih dari Rakyat. Secara hirarki, Rakyat adalah pemegang kepemimpinan Negara.

Dalam perjalanannya, demokrasi di Indonesia pernah dua kali mengalami masa suram. Era yang pertama terjadi saat Orde Lama, pada masa pemerintahan Soekarno. Pada masa ini Indonesia menjalankan sistem Demokrasi Terpimpin, dengan Soekarno sebagai presiden seumur hidup. 

Kesalahan fatal yang terjadi dalam sistem ini ---- selain Soekarno mengangkat diri menjadi presiden seumur hidup, adalah dibubarkannya  DPR dan digantikan oleh DPRGR. Padahal, dalam UUD,  secara eksplisit sudah ditentukan bahwa, presiden tidak berwenang membubarkan DPR. Pemberontakan G30S pun mengakhiri sistem Demokrasi Terpimpin, dan menjadi awal dimulainya Orde Baru dengan Demokrasi Pancasila.

Demokrasi Pancasila yang dipimpin oleh Soeharto berinti menegakkan kembali azas negara hukum untuk dapat dirasakan oleh segenap warga Negara,  hak azasi manusia baik dalam aspek kolektif maupun aspek perseorangan dijamin dan penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan secara institusional. Namun dalam perjalanannya, sistem demokrasi ini pun lambat laun tak sesuai dengan semangat yang dibawanya. Kekuatan politik yang sekiranya tak sesuai dengan kehendaknya disingkirkan. Kekuatan politik dijinakkan, sehingga menjadi kekuatan yang tidak lagi mempunyai komitmen sebagai kontrol sosial. Pers mati. 

Koran-koran yang mengkritik pemerintah, dibredel. Rakyat pun tak punya kebebasan berbicara. Siapa saja yang sekiranya mengganggu stabilitas nasional, disingkirkan.  Korupsi yang sudah sejak jaman kolonial subur di negeri ini, semakin tumbuh subur. Kolusi seperti banjir di musim penghujan, tak dapat dicegah. Nepotisme seakan mendapatkan tempatnya. Soeharto tempatkan dirinya menjadi Bapak, sedang Negara ia anggap sebagai Anak.
Pada masa itu, negeri ini dibawanya kembali ke masa kerajaan. Pemimpin adalah maha tahu, sedangkan rakyat hanya dan harus patuh pada pemimpin. Situasi tersebut meciptakan kembali kelas-kelas sosial yang telah mati-matian dihapus oleh para terpelajar saat jaman kolonial.

Akhirnya, setelah 32 tahun duduk di tampuk kekuasaan ---  tanpa lawan politik yang berarti, Soeharto lengser sebelum masa jabatannya terpenuhi. Dengan itu pula Orde Reformasi mencoba merekonstruksi sistem demokrasi Indonesia.

Pada masa Reformasi kebebasan pers dan kebebasan berbicara disuburkan kembali. Koran-koran bebas menkgkritik kebijakan pemerintah yang dianggapnya tak sesuai. Rakyat bebas bicara tentang pemerintahan, sekiranya itu tak sama dengan yang mereka inginkan. Keduanya berfungsi sebagai kontrol pemerintah, agar kekuasaan yang dijalankan tidak jauh menyeleweng.

Di mata dunia Indonesia telah dianggap Negara demokrasi. Terbukti telah diadakannya pemilu dari presiden sampai dengan kepala daerah.  Walaupun belum bisa dikatakan baik. Agaknya kita harus menunggu demokrasi akan membawa keadilan dan kemakmuran untuk rakyat Indonesia secara keseluruhan.
Bayu Wira Handyan
Mahasiswa S-1 Ilmu Komunikasi, Universitas Diponegoro

Selasa, 27 November 2012

Kades Tinju Warganya Hingga Pingsan


Gara – gara kalah adu mulut, Ambyah Panggung Sutanto alias Kid Hamzah (42) Mantan petinju Nasional era tahun 2000 yang kini menjabat  Kepala Desa Ketangi, Kecamatan Purwodadi nekad meninju warganya hingga KO. Akibatnya, korban yang bernama Nandar (48) yang tak lain tetangga dekatnya tersebut harus dilarikan ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Purworejo.

Peristiwa bermula saat korban Sabtu pagi (24/11) berniat menggarap sawah yang di sewa dari mertua Kid Hamzah. Begitu sampai di sawah korban heran karena lahan itu sudah di semai bibit oleh orang lain. Melihat kenyataan itu korban kemudian mendatangi Kid Hamzah untuk minta penjelasan.

Oleh Kid Hamzah, korban diberitahu jika lahan itu sudah digadaikan orang lain dan nanti akan diganti dengan tanah bengkok desa. Namun korban menolak karena belum ada kesepakatan dengan perangkat desa yang lain sehingga takut akan ada persoalan dikemudian hari. Tak ada titik temu, keduanya kemudian terlibat adu mulut.

Merasa kalah adu argumentasi, Kid Hamzah kemudian melayangkan bogem ke rusuk sebelah kiri sehingga seketika itu juga korban terkapar pingsan. Melihat kejadian itu sejumlah warga kemudian membawa korban ke rumah sakit. Terkait kejadian tersebut, kini sejumlah warg merasa takut terhadap kepala desanya yang mantan petinju dan ringan tangan.

Sementara itu, Kid Hamzah mengaku melakukan perbuatan tersebut karena terpancing emosinya. “Omongan Nandar sudah keterlaluan dan sangat merendahakan sehingga saya emosi,” kata Kid Hamzah. Diakui, dirinya memang meninju dan menampar wajah korban tapi tidak terlalu keras lantaran takut berakibat fatal.

Sebab, sebagai mantan petinju Kid Hamzah mengaku banyak menguasai teknik pukulan. “Paling-paling kekuatan saya waktu itu hanya sekitar 10 persen saja. Kalau Power full saya yakin tulang rusuknya pasti sudah patah,” ungkap Kid Hamzah.

Masih kata Kid Hamzah, beruntung waktu itu ada Sugiarti (34) istrinya yang memegangi korban agar tidak terus mendekat dirinya. Istrinya juga sudah berusaha mencegah tindakannya yang sudah terpancing emosi dan tak terkontrol. “Saya tahu tindakan saya salah, tapi Nandar juga keterlaluan sekali,” tandas Kid Hamzah.

Kapolsek Purwodadi AKP Sujana membenarkan adanya kejadian tersebut. Namun demikian korban baru melaporkan secara lisan dan belum tertulis. Karena masih laporan lisan pihaknya belum meminta keterangan korban. “Kami minta segera korban membuat laporan tertulis disertai hasil visum sehingga dengan segera bisa ditindak lanjuti,” jelas AKP Sujana.

Sabtu, 10 November 2012

Disperindagkop Gelar Pasar Murah


Untuk menyediakan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau, Pemerintah Kabupaten Puworejo, dalam hal ini Dinas Perindagkop, menggelar pasar murah. Kegiatan dilaksanakan sehari, Jumat (8/11), dibuka Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg. Pasar murah digelar di jl Setyabudi, depan pendopo rumah dinas.

Berbagai kebutuhn pokok masyarakat mulai dari kebutuhan pangan hingga sandang, disedikan oleh mitra kerja Disperindagkop. Harganya pun lebih murah dibanding harga di pasaran. Seperti gula kelapa  Rp 12.000/ kg. Bandeng Rp 2.500-3.000. Telur ayam buras Rp 13.500/kg. Minyak goreng “Zico” kemasan plastik Rp 7.500/liter, kemasan botol Rp 10.000/lt. Gula pasir Rp 10.000/kg. Beras jenis IR 64 kemasan 2,5 kg Rp 16.000. Dan berbagai makanan olahan baik basah maupun kering.

Kepala Disperindagkop, Dra Suhartini MM, mengemukakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Purworejo ke 1111 tahun 2012. Kegiatan tersebut digelar dengan  maksud, menyediakan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga murah, sehingga bisa terjangkau oleh masyarakat kurang mampu. Untuk menyediakan kebutuhan tersebut, pihaknya menghadirkan beberapa mitra kerjanya, seperti usaha dagang (UD) dan kelompok usaha bersama (KUB).

Bupati Purowrejo di sela-sela pembukaan mengingatkan, agar masyarakat memberi kesempatan kepada yang kurang mampu untuk membeli kebutuhan tersebut. Karena barang tersebut harganya lebih murah dibanding harga di pasaran. Untuk itu jangan sampai ada aksi borong, atau untuk kulakan. “Dalam kegiatan pasar murah ini, mengandung beberapa dimensi, antara lain dimensi ekonomi dan sosial,” katanya.

Branding Purworejo Diluncurkan


Momentum pembukaan Pekan Purworejo Expo, sekaligus dimanfaatkan untuk meluncurkan branding Kabupaten Purworejo. Peluncuran ditandai dengan penempelan sticker di mobil Bupati Purworejo oleh Gubernur Jawa Tengah H Bibit Waluyo, Rabu (7/11)
Gubernur menyambut baik disusunnya branding tersebut dan berharap branding itu akan mendukung kegiatan promosi potensi daerah. Sehingga dengan branding tersebut nama Purworejo akan semakin melekat.

Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg mengatakan, untuk memaksimalkan branding itu, semua mobil dinas Pemkab Purworejo akan ditempeli stiker. "Jadi nama Purworejo akan terpromosikan terus melalui kendaraan dinas yang jalan ke mana-mana," katanya.
Kepala Bappeda Drs Sutrisno MSi melalui Sekretaris Bappeda Bambang Sadyanto Raharjo SH menjelaskan, branding Purworejo itu akan dibuat dalam sejumlah properti. Antara lain payung, kaos, topi, gantungan kunci. "Kedepannya akan terus diproduksi dalam properti-properti lainnya supaya promosi daerah semakin mengena," jelasnya.

Ditambahkan branding Purworejo bertuliskan "Purworejo Go Agriculture Vision" bertujuan untuk mengikat komitmen Pemkab Purworejo dalam melakukan promosi baik nasional maupun internasional tentang keunggulan dan keunikan potensi yang berbeda dengan daerah lain.
Branding itu akan membuat Purworejo semakin dikenal luas dengan persepsi yang baik, dianggap tepat untuk investasi dan tujuan wisata, serta dipersepsikan sebagai tempat dengan kemakmuran dan keamanan tinggi.
"Penyusunan branding ini diawali dengan mengkaji potensi. Selanjutnya dirumuskan bersama dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat, baik dari pendidikan, organisasi kepemudaan, kelompok tani, seniman, dan masih banyak unsur lainnya.," jelasnya.
Ada empat warna yang dipilih dalam branding Purworejo. Yaitu hijau melambangkan kemakmuran, orange melambangkan kreatifitas, merah memberi kesan berani, dan hitam menggambarkan kepribadian yang bersahaja dan sederhana.

Branding bertuliskan "Purworejo" dengan  tagline "Go Agriculture Vision" itu memuat simbol bedug pendawa, tunas kelapa, serta siluet topi dolalak. "Itu merupakan simbol-simbol dari potensi di Kabupaten Purworejo," katanya.

Selasa, 06 November 2012

Pakuwojo Kembangkan Ketela Unggul “Super Manggu”


Enam hektar lahan kering di Kabupaten Purworejo dijadikan lokasi pilot project pengembangan budidaya singkonga (ketela pohon) unggul “Super Manggu”. Kelompok tani (klomtan) setempat mendapat bantuan dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) Paguyuban Keluarga Besar Purworejo (Pakuwojo) wilayah Jabodetabek. Tanam perdana dilakukan akhir pekan lalu, oleh Wakil Bupati Purworejo Suhar di Desa Mlaran Kecamatan Gebang.

 Klomtan yang mendapat bantuan adalah Klomtan Semangat Makmur Desa Malaran dan Maju Makmur Desa Ngaglik Kecamatan Gebang, Singkong Makmur Desa Somorejo/ Bagelen, Margo Mulyo Kelurahan Cangkrep Lor/ Purworejo, Marsudi Desa Cempedak/ Bruno, serta Maju Terus Desa Girimulyo/Kemiri.

Masing-masing klomtan luasnya satu hektar dengan bantuan  bantuan senilai Rp 17-19 juta. Bentuknya berupa bibit, obat-obatan, pupuk kandang, sewa lahan Rp 4 juta, dan bantuan sarana produksi lainnya. Penyerahan bantuan secara simbolis oleh Sekjen DPP Pakuwojo, Bambang Suwiryo, kepada ketua klomtan masing-masing.

Pada kesempatan tersebut Bambang Suwiryo,  mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk program kerja organisasi 2011-2016, yaitu “berhimpun dan berbuat”. Pihaknya melakukan analisis dan kajian, terutama untuk daerah yang jauh dari aliran irigasi. Kemudian diputuskan untuk melakukan intensifikasi pertanian, melalui budidaya singkong unggul. “Hal itu  sejalan dengan slogan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, yakni bali desa bangun desa,” ungkapnya.

Pemilihan tersebut dengan bebagai pertimbangan, antara lain pasar singkong sangat terbuka dan potensi wilayah yang dimiliki Purworejo sangat luas.  Singkong “Super manggu” didatangkan dari wilayah Jawa Barat, yang dinilai mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya produksinya sangat tinggi.

Bila singkong lokal produksi antara 6-8 ton/ hektar, Super Manggu bisa mencapai 40 ton basah per hektar. Kadar Aci lebih tinggi, yaitu sekitar 30%. Usia lebih pendek, 10-12 bulan. Untuk usia 10 bulan, diperuntukan bahan konsumsi, seperti makanan olahan. Sedangkan usia 12 bulan, sebagai pasokan pabrik pengolahan pati.

“Petani sebagai plasma akan mendapat sharing profit sebesar 20%. Besaran itu, saya optimis tidak akan merugikan petani, kendati harga ketela jatuh sekalipun. Kondisi itu akan tertutup dengan tingkat produksi yang sangat tinggi, bila dibandingkan ketela lokal. Intensifikasi ini kedepan arealnya akan diperluas. Untuk tahun 2013, direncanakan mencapai 50 hektar” katanya.

917 PNS Purworejo Naik Pangkat


Sebanyak 917 orang pegawai negeri sipil (PNS) Kabupaten Purworejo, menerima surat keputusan (SK) kenaikan pangkat periode 1 Oktober 2012. Penyerahan SK secara simbolis oleh Bupati Purworejo Drs Mahsun Zain MAg, Senin (5/11), bertepatan dengan pelaksanaan upacara, di halaman Setda. Disamping itu, juga diserahkan SK pengangkatan calon pengawai negeri sipil (CPNS) menjadi PNS, kepada 180 orang pegawai.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Purworejo, Sukmo Widi Harwanto SH MM melaporkan bahwa  dari 917 pegawai yang menerima SK kenaikan pangkat, dari 768 orang golongan III/d ke bawah orang yang diusulkan, 6 orang dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS). Golongan IV/a dan IV/b yang diusulkan 155 orang, terealisasi seluruhnya. Golongan IV/c ke atas, dua orang yang diusulkan sudah mendapatkan persetujuan Badan Kepegawaian Negara (BKN) pusat, tetapi masih proses penerbitan SK oleh presiden di Sekretariat Kabinet (setkab).

Sedangkan PNS yang menerima SK PNS, sebanyak 180 orang. Rinciannya golongan II/a (pendidikan SLTA) 7 orang, II/b (D II) 13 orang, II/c (D III) 109 orang, III/a (S-1/D IV) 43 orang, serta III/b (pendidikan dokter) 8 orang. Mereka berasal dari formasi tenaga guru 46 orang, kesehatan 49 , dan tenaga teknis lainnya 85 orang.

Bupati Purworejo selaku inspektur upacara menyatakan bahwa, SK yang telah diterima, merupakan hak pegawai yang diberikan oleh Pemerintah dan negara, setelah yang bersangkutan dinyatakan memenuhi persyaratan. “Oleh karena itu, saya ingin mengingatkan kembali kepada saudara-saudara, bahwa pilihan telah saudara jatuhkan terhadap status pegawai negeri sipil sebagai jalur pengabdian saudara kepada daerah, bangsa dan negara Republik Indonesia,” katanya.

Di sisi lain Bupati mengungkapkan adanya anggapan bahwa banyak PNS muda yang kurang memiliki etika dan etos kerja. “Saya berharap agar Saudara mampu menepis anggapan negatif itu, dan menunjukkan bahwa PNS sekarang bukan saja berkualitas dan kompeten di bidangnya, tetapi juga memiliki etika dan etos kerja yang tinggi,” harapnya.


Minggu, 04 November 2012

Pelajar SMK Tusuk Tukang Ojek


Agung Suryo Widodo (18), siswa sebuak SMK di Purworejo harus berurusan dengan pihak berwajib. Pelajar kelas III warga Desa Kroyo, Kecamatan Gebang ini diamankan lantaran tertangkap warga setelah berusaha merampas sebuah sepeda motor Honda Tiger Nopol AA 4124 UC milik Roy Efendi (17) warga RT 1 RW 1 Desa Hardimulyo, Kecamatan Kaligesing.

Sebelum merampas, terlebih dulu tersangka menusuk punggung dengan pisau. Namun karena korban memberikan perlawanan sambil berteriak minta tolong akhirnya tersangka berhasil dibekuk warga.

Dari informasi yang diperoleh, peristiwa bermula saat tersangka meminta korban mengantar ke Desa Winong, Kecamatan Kemiri. Saat itu korban sedang ngetem di Pasar Suronegaran setelah mengantar temannya nonton pasar malam di lapangan Ganizun Purworejo. Saat melintas ditempat sepi, tepatnya di depan SD Winong, tersangka menusuk punggung korban dengan sebilah pisau sehingga keduanya terjatuh. Saat itu pula tersangka berusaha merampas sepeda motor korban.

Meski kesakitan, korban berusaha mempertahankan sepeda motornya sambil berteriak minta pertolongan. Beruntung saat itu masih banyak warga yang sedang terjaga sehingga teriakan korban langsung mendapat respon. Dalam sekejap warga sudah berdatangan dan berusaha menolong korban. Melihat kedatangan warga, tersangka panik dan berusaha kabur membawa sepeda motor namun terjatuh lantaran mesin tidak bisa dihidupkan.

Saat hendak ditangkap warga, tersangka berusaha melawan dengan mengacung-acungka pisau. Namun demikian akhirnya tersangka berhasil ditangkap dan dibawa ke Polsek Kemiri. Sementara korban kemudian dilarikan ke RSUD Purworejo. Karena lukanya cukup dalam korban kemudian dirawat di ruang ICU.

Kepada wartawan, tersangka mengaku perbuatanya itu dilakukan karena ingin pesta minuman keras oplosan dengan teman-temanya. Tapi lantaran tidak punya uang kemudian dirinya nekad melakukan perbuatan tersebut.

Sementara itu, pihak SMK tempat tersangka sekolah mengancam akan mengeluarkan jika nantinya terbukti bersalah. “Jika nantinya memang terbukti melanggar hukum pihak sekolah akan mengembalaikan tersangka kepada orang tuanya, “ terang sumber di SMK tersebut.

Kamis, 01 November 2012

Dua Tahun Masa Bhakti Bupati-Wakil Diperingati Secara Sederhana


Rabu (31/10), tepat dua tahun pasangan Bupati-Wakil Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg-Suhar menjabat. Momen tersebut, diperingati secara sederhana namun hikmat, dengan selamatan dan doa bersama, di peringgitan rumah dinas Bupati. Hadir dalam acara tersebut, seluruh pimpinan SKPD.

Tidak ada acara seremonial yang diselenggarakan dalam selamatan tersebut. Hanya doa bersama yang dipimpin KH Muslim Sofyan, pimpinan pondok pesantren (ponpes) Darussalam, Plaosan Kelurahan Purworejo. Kemudian dilanjutkan dengan tumpengan. Wakil Bupati Suhar tidak hadir, karena mendapat tugas ke luar kota.

 Di sela-sela acara Bupati Mahsun mengajak, agar selama kurun waktu tersebut dijadikan sebagai wahana untuk introspeksi. Selama itu apa yang telah diperbuat untuk Purworejo, bukan apa yang didapat dari Purworejo.  Kepada pimpinan SKPD ia menyampaikan apresiasi yang besar, atas kinerjanya membantu dirinya untuk mencapai visi misi. Menurutnya, kinerja para pimpinan SKPD sudah diakui masyarakat. Masyarakat sudah bisa merasakan hasilnya, kendati belum semua masyarakat merasa puas, sebab untuk memuaskan masyarakat banyak memang sulit.

“Kita hari ini selamatan. Kita bersukur bisa selamat, semoga tetap selamat sampai akhir nanti. Yang pertama kita selamat dulu, baru berhasil. Apa artinya berhasil namun tidak selamat,” katanya.
Diakui bahwa untuk mencapai visi misi, banyak kendala yang harus dihadapi. Untuk itu ia minta agar koordinasi dan kerja sama tetap dijalin. Jangan bekerja dengan ego sektoral masing-masing, sebab hasilnya tidak optimal. Setiap permasalahan yang muncul, hendaknya diselesaikan dengan arif, sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru.

Pada kesempatan itu pula, dimanfaatkan untuk pelepasan PLt Asisten Sekda bidang Perekonomian, Pembangunan dan LH Ir Jumali, yang memasuki purna tugas per 1 Nopember 2012. Ia berharap, setelah purna tugas, Jumali bisa mengabdikan diri di lingkungan masyarakat. “Kita tidak mengenal pensiun, yang kita kenal alih tugas. Bila selama ini kita bertugas di lingkungan kedinasan, besok kita bisa mengabdi di lingkungan masyarakat,” katanya.

TMMD Reguler Ke 89 Ditutup


TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke 89 dan Sengkuyung Tahap II Komando Daerah Militer (Kodam) IV Diponegoro, ditutup. Penutupan dilaksanakan di Desa Sambeng Kecamatan Bayan oleh Bupati PurworejoDrs H Mahsun Zain Mag, Selasa (30/10.

Beberapa pejabat daerah hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Wakil Bupati, Dandim, Kapolres, Ketua Pengadilan Negeri, Para Asisten Sekda, Kepala Bapeda dan dinas/instansi terkait.
Penutupan TMMD Reguler ke 89 dan Sengkuyung II tahun 2012 ditandai dengan penyerahan kembali alat-alat kerja, penanaman pohon, serta penandatanganan berita acara selesainya program-program yang dilaksanakan dalam TMMD. 

Beberapa program yang telah diselesaikan antara lain berupa fisik dan non fisik seperti pelebaran/peningkatan jalan desa, rehab rumah warga, pembangunan mushola dan kegiatan penyuluhan seperti bela negara, penyuluhan kesehatan, KB kepada masyarakat.

Bupati Purworejo membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah mengharapkan bahwa apa yang telah dilaksanakan, dikerjakan selama TMMD hendaknya dapat dipelihara dengan baik oleh masyarakat. Sehingga dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat serta mewujudkan kesejahteraan.

Banyak Potensi Purworejo Belum Tergarap


Usia Kabupaten Purworejo yang sudah sangat tua yakni 1111 tahun, belum sebanding dengan kemajuan yang telah dicapai. Banyak potensi yang belum dimaksimalkan, sehingga kita sudah tertinggal jauh dari kabupaten-kabupaten lain yang usianya lebih muda.

Hal tersebut disampaikan wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Purworejo RM Abdulah pada malam gelar parade budaya resepsi Hari Jadi ke 1111 Kabupaten Purworejo.  Resepsi dimeriahkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk oleh dalang Ki Purbo Asmoro dari Surakarta di alun-alun besar Purworejo, Sabtu malam (27/10).

Menurut Abdulah, Purworejo banyak gen-gen Purworejo yang masih perlu ditingkatkan untuk kemajuan Purworejo. “Usia yang sudah tua ini tentu saja harus diikuti dengan peningkatan untuk memakmurkan masyarakat, demi kemajuan Purworejo,” katanya.

Sementara Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg dalam sambutannya menyampaikan bahwa apa yang disampaikan oleh Wakil DPRD Purworejo itu memang benar.    Menurutnya, potensi yang banyak dan belum dimaksimalkan adalah tanggung jawab kita bersama. “Karena banyak potensi yang belum termaksimalkan inilah, mari kita maksimalkan, mari kita tingkatkan lagi, ini adalah tugas kita bersama,” kata Bupati.

Ditambahkan bahwa fokusnya adalah Purworejo menuju daerah agribisnis, karena Purworejo sebagai daerah pertanian dalam arti luas. “Namun bukan berarti kita meninggalkan hal-hal lainnya,” imbuhnya.

Hadir dalam malam resepsi itu, beberapa pimpinan daerah se eks Karesidenan Kedu. Malam itu Ki Purbo Asmoro yang membawakan lakon Bima Suci, juga membawa pengendang dari Amerika dan sinden dari Italia.