Selasa, 31 Juli 2012

Stok Kedelai Di Purworejo Cukup Banyak


Setelah beberapa waktu persoalan kedelai meresahkan sejumlah pengrajin tahu dan tempe kini berangsur-angsur pulih. Di Kabupaten Purworejo harga kedelai kini sudah normal kembali. Jika sebelumnya harga mencapai kisaran Rp 8000,- per kg sekarang hanya sekitar Rp 7500 per kg. Selain itu untuk stok kedelai di Kabupaten Purworejo lebih dari cukup.

Sehingga para pengrajin tahu dan tempe tidak perlu khawatri lagi. Demikian dikatakan oleh Kepala Dinas perindustrian Perdagangan dan Koperasi Dra Suhartini MM di ruang kerjanya belum lama ini. Dikatakan, kendati kelangkaan kedelai sudah menjadi persoalan nasional, namun Kabupaten Purworejo tidak terpengaruh sama sekali. Di Kabupaten Purworejo kedelai cukup banyak dan mudah ditemui.

Stok di tempat para penjual kedelai juga cukup banyak. Ratusan pengrajin tahun maupun tempe tetap memproduksi dan tidak ada yang mengeluh kesulitan bahan. “Artinya sejak awal kebutuhan kedelai di Purworejo aman-aman saja dan tidak terpengaruh daerah lain,” kata Suhartini. Disebutkan saat ini di Purworejo terdapat 200 pengrajin tahu dengan perincian 16 perusahaan dan 186 centra.

Sementara untuk penghasil tempe sebanyak 848 pengrajin. Kebutuhan kedelai para pengrajin tahu sekitar 30 – 60 kg per hari. Sedang untuk pengrajin tempe antara 10 – 15 kg per hari. Suhartini mengakatan, disamping kebutuhan kedelai yang cukup, ketersediaan bahan pokok lainya menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini juga memadai. “Stok sembako seperti beras, minyak goreng, gandum, telur, daging dan lainya cukup banyak. Kalupun ada kenaikan harga masih dalam batas wajar,” tambahnya.

Bupati Sampaikan KUA PPAS 2013


Proses perencanaan APBD tahun anggaran 2013 oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo dan DPRD mulai dilaksanakan. Hal iitu sejalan dengan disampaikannya Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2013, oleh Bupati Purworejo di hadapan rapat paripurna DPRD Purworejo, Senin (30/7).

 Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg mengungkapkan, Rancangan KUA dan PPAS Tahun Anggaran 2013 disusun berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2013. Kebijakan pembangunan daerah yang terdapat dalam RKPD Tahun 2013  didasarkan pada evaluasi hasil pembangunan tahun lalu, kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan serta mempertimbangkan perlunya sinkronisasi program nasional, provinsi dan kabupaten.

Menurutnya, kebijakan tersebut dijabarkan dalam prioritas pembangunan Kabupaten Purworejo Tahun 2013, yaitu  (1) Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance), (2) Penurunan Angka Kemiskinan, (3) Kesehatan, (4) Pendidikan, (5) Ketahanan Pangan dan Pengembangan Agribisnis yang berdaya saing, (6) Pembangunan Infrastruktur yang Pro Investasi dan Berkelanjutan.

Dalam rancangan tersebut, jumlah pendapatan daerah tahun anggaran 2013 sesuai kebijakan yang disusun, direncanakan sebesar Rp 1.079.147.117.640. Sedangkan eseluruhan belanja daerah dalam tahun anggaran 2013 direncanakan sebesar Rp 1.099.749.117.640.

Lebih lanjut Bupati mengungkapkan, kebijakan anggaran Belanja daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Purworejo yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. “Pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan,”tandasnya.

Pemerintah Kabupaten Purworejo menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. “Program dan kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolok ukur dan target,”ungkapnya.

Perajin Gula Kelapa Kunjungi Pembuatan Gula Semut


Sebanyak 25 perajin gula kelapa dari Desa Ketawangrejo ngangsu kawruh pembuatan gula semut di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, beberapa waktu yang lalu . Perajin di Desa Jatimulyo merupakan perajin yang sudah terampil dalam pembuatan gula semut, dan produknya telah merambah ke pasaran internasional.

Menurut Amnan Firdaus SE MM selaku Kasi IKAHH Dinas Perindagkop Purworejo, kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan pelatihan sebelumnya. Dinas Perindagkop memprogramkan kunjungan lapangan ini guna memantapkan keyakinan dan pengetahuan dalam pembuatan gula semut para peserta pelatihan pembuatan gula semut.

Menurut Amnan, banyak hal yang diserap dalam kegiatan tersebut, baik tentang pembuatan gula semut maupun tentang pohon kelapa organik. Akan tetapi ada poin penting pada kunjungan tersebut, yaitu mengenai peluang untuk kerjasama. Karena saat ini ada pesanan gula semut untuk ekspor sebanyak 75 ton dan mereka belum sanggup memenuhinya. Mereka menawarkan kepada para perajin gula kelapa Ketawang untuk bisa memenuhi kekurangan tersebut.

"Ini yang diharapkan dari kunjungan lapangan ini, sekarang tinggal kembali ke kemauan para perajin Desa Ketawangrejo dalam mensikapinya bagaimana", katanya.
Ponco Disastro selaku ketua kelompok perajin gula Desa Ketawang mengungkapkan, pihaknya sudah membahas hal itu dan akan mencoba untuk memenuhi permintaan tersebut. “Semoga dapat berhasil dan terjalin kerjasama yang bagus,"harapnya. 

Sabtu, 28 Juli 2012

Pengendara Motor Tewas Tergilas Bus


Pengendara sepeda motor Supra X dengan nopol AA 2550 PL bernama Imam Farid (17) tewas seketika ditempat kejadian setelah tergilas Bus Santoso. Peristiwa mengenaskan yang merenggut nyawa warga Pringgelan RT 1 RW 4 Kecamatan Pituruh tersebut terjadi Kamis sekitar pukul 14.30 di pertigaan Lengkong arah Banyuurip.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, kejadian bermula saat korban melaju kencang dari arah barat atau Kutoarjo menuju arah kota Purworejo. Menurut sejumlah saksi saat di lokasi kejadian laju kendaraan korban terlalu ke kanan hingga melewati marka jalan.

Pada saat bersamaan dari arah timur muncul Bus Santoso nopol AA 1488 CA jurusan Semarang-Purwokerto yang dikemudikan oleh Ahmad Wahid (57) warga Tempur, Magelang. Akibatnya tabrakan tidak bisa dihindari. Korban menabrak badan bus bagian depan sebelah kanan dan kakinya tersangkut. “Korban dan motornya terseret hingga sekitar lima meter,” kata sejumlah saksi.

Korban tewas dengan luka pada bagian muka, dada, dan kaki kanan patah. Upaya evakuasi korban cukup memakan waktu lantaran motor terjepit badan bus. Jenazah korban kemudian dibawa RS Saras Husada untuk dilakukan visum. Sementara supir diamankan di Satlantas Purworejo.

Jumat, 27 Juli 2012

Menyambut Ramadhan dan Idul Fitri Pemkab Gelar Pasar Murah


Untuk meringankan beban masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu dalam membeli kebutuhan pokok selama bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, Pemkab Purworejo menggelar pasar murah. Pasar murah dibuka Plt Assisten Sekda bidang Perekonomian, Pembangunan dan LH Ir Jumali di Kecamatan Gebang, Kamis (26/7).

Kepala Dinas Perindagkop Kabupaten Purworejo, Dra Suhartini MM, menginformasikan bahwa pasar murah rencananya akan dilaksanakan sebanyak 22 kali. Dari jumlah tersebut, 17 kegiatan dilaksanaan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri di 16 kecamatan. Waktu penyelenggaraan mulai tanggal 26 Juli hingga Agustus mendatang.

Pihaknya menggandeng UKM dan IKM hasil binaan, seperti UKM Karya Abadi, KUB Karya Tani, Mitra Sejahtera, Rahayu, Jakati, UD Sridadi, dan sebagainya. “Kami berharap subsidi sembako ini bisa dirasakan masyarakat yang membutuhkan, kendati belum dapat memenuhi kebutuhan secara merata dan belum sesuai yang diinginkan”katanya.

Berbagai kebutuhan masyarakat disediakan dalam penyelenggaran tersebut, mulai sembako hingga kue dan pakaian. Barang dijual lebih murah dibanding harga di pasaran, karena mendapat subsidi dari pemerintah. Satu pak garam dapur dijual seharga Rp 1.500, cabe rawit/kriting Rp 2.000 per ons, bawang merah Rp 6.000 per kg, bawang putih Rp 12.000 per kg, gula pasir Rp Rp 10.500 per kg, minyak goreng Rp 9.500 per liter, beras jenis IR 64 tiap kemasan isi 2,5 kg seharga Rp 16.000, telor ayam Rp 14.500, gula kelapa Rp 11.500.

Sementara Mujiyati warga Rt/Rw 2/1 Desa Gebang, mengaku sangat terbantu dengan adanya pasar murah. Untuk memenuhi kebutuhan dapur ia bisa menghemat sekitar Rp 6-7 ribu, bila dibanding membeli di warung-warung.

Bupati : Selama Ramadhan dan Idul Fitri Kepokmas Dijamin Cukup



Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg menyatakan bahwa kebutuhan pokok masyarakat selama bulan Ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri dijamin cukup. Bahkan persediaan beras diperkirakan cukup hingga bulan Januari 2013 mendatang. Untuk itu, ia minta agar masyarakat tetap tenang, tidak resah dan dalam merayakan tidak perlu berlebihan.

Pernyataan tersebut disampaikan saat mengikuti tarowih dan silaturahim (tarhim), Selasa (24/7) malam, di masjid Darussalam Desa Sidoarjo Kecamatan Purwodadi. Hadir bersama bupati, Wakil Bupati Suhar dan anggota FKPD, beberapa pimpinan instansi vertikal dan pimpinan SKPD di jajarannya.

“Saya jamin kebutuhan pokok masyarakat cukup selama bulan Romadhan dan merayakan hari raya Idul Fitri. Bahkan persediaan beras diperkirakan cukup hingga bulan Januari 2013 mendatang. Sehingga diperkirakan beras belum habis, kita sudah panen kembali. Kenaikan harga barang tidak bisa dihindari lagi. Namun kami akan berupaya agar kenaikan tidak terlalu tinggi, sekitar 10% saja. Permitaan meningkat, harga pasti naik, itu centiman pasar namanya” tegasya.

Untuk menjamin rasa aman dalam mengkonsumsi makanan, pihaknya akan melakukan pengawasan barang yang beredar. Penarikan barang kedaluwarso yang masih diperjual belikan. Demikian juga akan melakukan pengawasan terhadap daging di pasaran. Jangan sampai ada daging yang berpenyakit masih diperjual belikan.

Rolling Pejabat, Tidak Ada Tempat Basah Dan Kering


Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg meminta pada jajaran PNS, untuk bisa mensyukuri segala sesuatu yang ada. Termasuk jika ada rolling pejabat, jangan menganggap ada penempatan jabatan yang basah dan kering. Namun harus dipahami pada dasarnya penempatan jabatan di satker manapun adalah semua sama.

“Yang jelas Baperjakat akan melihat dari sisi kompetensi dan daftar urutan kepangkatan masing-masing PNS yang sudah memenuhi syarat,”katanya pada tarawih silaturahim di lobi setda, Senin (23/7). Tarawih yang dihadiri pejabat eselon II, III, IV, dan ratusan karyawan karyawati tersebut, diimami Kyai Romli Hasan dari Desa Sidoharjo Purwodadi.

Terkait dengan kegiatan tarawih, Bupati juga mengatakan sebelum membina umat diwilayah-wilayah, terlebih dahulu melaksanakan tarawih keluarga dulu. Artinya Tarawih dilakukan bersama dengan keluarga besar internal pemda untuk membangun kebersamaan, karena kebersamaan itu sangat penting. “Kalau ada yang perlu dibantu harus kita bantu, jangan malah njlomprongke,” tandasnya.

Bupati berharap di bulan Ramadhan ini pegawai harus tetap semangat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Walaupun dalam kondisi lapar haus, namun utamakan pelayanan ke masyarakat tetap prima dengan ramah dan senyum, jangan loyo dan sapenake. Bupati juga mengatakan telah memberikan keringanan jam kerja karena dalam situasi puasa untuk menghormati puasa jam kerja dimulai jam 08.00 WIB hingga jam 13.00 WIB.

Bupati menambahkan Kabupaten Purworejo mendapat kiriman kurma dari Arab Saudi, namun karena jumlahnya sedikit maka hanya diberikan kepada anak-anak yatim yang di Panti Asuhan.
Sedangkan Kyai Romli Hasan dalam tauziahnya menguraikan bahwa hidup di dunia, Allah memberikan beban banyak sekali. Salah satunya adalah tanggungjawab. Tanggungjawab itu kepada keluarga, anak, istri, terhadap pekerjaan, lingkungan dan masih banyak lagi tanggungjawab kita di dunia.  “Untuk itu dengan umur, jabatan, kesenangan yang hanya sebentar ini, mari kita gunakan untuk ibadah sebagai wujud syukur kita kepada Allah SWT,”katanya.

Menurutnya, apabila Pemkab Purworejo ingin penuh dengan rahmat Allah SWT, maka pegawai pemda harus bisa menjaga lisan, karena dari lisanlah bisa memunculkan masalah besar. Selain itu juga pegawai Pemda bagaikan memiliki rumah luas. Artinya bisa menciptakan keluarga besar Pemda yang guyub rukun, jangan mencari-cari kesalahan orang lain.

Sementara itu Ketua Penyelenggara Drs Bambang Susilo mengatakan pelaksanaan tarawih SKPD se Kabupaten ini, untuk menandai dimulainya tarawih silaturahim Bupati dengan jajaran Muspida dan pimpinan Satker di 16 kecamatan. Sedang tujuannya diadakan tarawih silaturahim, dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya, khususnya untuk membentuk insan yang bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlakul karimah. Disamping itu untuk membangun kebersamaan antar Satker, antara pimpinan dengan staf, antara karyawan dilingkungan Pemkab Purworejo dengan karyawan.

Bidan Agar Berikan Pelayanan Yang Berkualitas


Sesuai dengan perkembangannya, bidan dituntut lebih berkualitas. Bidan harus terus memberikan pelayanan kebidanan pada semua tatanan pelayanan kesehatan, yakni pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier. Untuk itu, bidan anggota Ikatan Bidan Indonesia (IBI) agar dapat memberikan pelayanan kebidanan dengan tetap menjaga kualitas pelayanan dan meningkatkan kemampuan, sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Hal itu diungkapkan Ketua IBI Kabupaten Purworejo Marjiyah SKM MM, pada resepsi HUT IBI ke 61, di Gedung Wanita, beberapa waktu lalu. Selain resepsi tersebut, HUT IBI juga diisi dengan berbagai kegiatan. Antara lain mengadakan kunjungan rumah pada bidan usia lanjut sebanyak 3 orang, dan kunjungan rumah Bidan yang sakit berat sebanyak 2 orang. Disamping itu juga dilaksanakan seminar kesehatan.

“Apalagi dengan keberadaan bidan di desa, diharapkan dapat mendekatkan pelayanan sehingga semua perempuan dapat terjangkau dan terlayani oleh pelayanan kebidanan, utamanya pertolongan persalinan,”katanya.

Lebih lanjut Marjiyah mengungkapkan, hidup mati organisasi tidak hanya tergantung dari ketua dan pengurus, namun juga tergantung dari anggota. “Mau kemana organisasi IBI ini, kita sebagai pengurus sifatnya meluruskan, seandainya ada anggota yang mau belok keluar dari jalur. Jangan keluar jalur, karena kita punya AD/ART, juga ada Kepmenkes tentang ijin dan penyelenggaraan praktik bidan, dan Kepmenkes tentang standar kompetensi bidan, serta ada kode etik bidan,”tandasnya.

Jumlah anggota IBI di kabupaten Purworejo sampai sekarang mencapai 437 orang yang kesemuanya sudah lulus D3, bahkan yang sudah lulus D4 sebanyak 35 anggota. Rencananya, tiga bulan lagi IBI sudah punya kantor sendiri di Sibak Regensi III Purworejo.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo dr Kuswantoro MKes, yang mengharapkan agar seluruh anggota IBI dapat mengimplementasikan seperti yang ada dalam lagu himne IBI. Namun hendaknya jangan menjadikan sebuah beban dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Terkait dengan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), menurutnya harus direspon dan dipahami, sehingga bisa berbuat sesuai dengan fungsinya. Kalau semua sinergis, akan bisa angkat derajat manusia seperti kesehatan meningkat maka kematian juga berkurang. “Saya titip kepada ketua IBI, karena jumlah anggota IBI sudah cukup banyak, kwantitas yang banyak harus dibarengi dengan kualitasnya,”harapnya.

Rabu, 25 Juli 2012

Sabrina Maria Goretty : Ingin Kenalkan Obyek Wisata Pada Anak-Anak


Setelah terpilih sebagai Roro Kabupaten Purworejo Tahun 2012, Sabrina Maria Goretty kini disibukkan dengan berbagai  kegiatan. Mulai dari persiapan diajang yang sama di Semarang, hingga program sosialisasi aset wisata di Kabupaten Purworejo. Sebab itu putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Agus Darmaji dan Winarsih ini mengaku harus pandai-pandai mengatur waktu.

Apalagi saat ini Sabrina sedang KKN di Purbalingga. “Kegiatannya sangat padat, jadi harus pintar membagi waktu antara kuliah dan kegiatan Roro,” ungkap Sabrina yang kuliah di Unsud mengambil falkutas hukum. Disinggung tentang keikut sertaanya pada Bagus Roro Kabupaten Purworejo 2012 hngga memenangi ajang tersebut Sabrina mengaku semua itu tidak pernah diduga sebelumnya.

Menurut pemilik tinggi badan 168 cm dan berat 57 kg ini semua itu berkat dukungan dari kedua orang tuanya, khususnya sang ibu. “Awalnya saya tidak begitu tertarik, tapi karena ibu terus menerus menyuruh dan memberi motivasi sekaligus mengambilkan formulir pendaftaran akhirnya ikut juga,” ucap gadis manis yang bercita-cita menjadi notaris itu. Setelah berhasil lolos pada sejumlah seleksi dan beberapa tahapan, Sabrina pun kemudian berhak tampil dalam malam Grand Final Bagus Roro yang digelar di Gedung Wanita Purworejo Kamis (22/6).  

Pada malam final, Sabrina mampu menyisihkan kontestan lainya dan dinobatkan sebagai Roro Kabupaten Purworejo tahun 2012 sekaligus dianugerahi sebagai Duta Perbankan. Sebagai Roro atau Duta Wisata, tentu saja tugas sabrina mengenalkan dan mengangkat citra pariwisata di Kabupaten Purworejo. Untuk itu, Sabrina mengaku sudah mempunyai strategi dalam mengangkat potensi wisata di kota berirama ini.

Salah satunya mengenalkan pariwisata melalui anak-anak. “Caranya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk membuat program agar anak-anak kecil secara berkala dijadwal untuk mengunjungi obyek wisata yang ada di Purworejo,” katanya. Disamping itu juga akan menggandeng dinas terkait untuk membuat sejumlah desa agro wisata. “Saya juga akan berusaha mengajak pihak ke tiga atau pemodal asal Purworejo di luar kota agar mau berinvestasi dan mengangkat wisata di daerahnya,” tambahnya.

Menyoal kesiapannya untuk maju pada Pemilihan Duta Wisata di Semarang, Sabrina mengaku saat ini dirnya tengah melakukan sejumlah persiapan. Diantaranya memperdalam penguasaan bahasa inggris dan belajar tari Dolalak di Sanggar Prigel. Dengan dukungan dari masyarakat, paguyuban Bagus Roro Kabupaten Purworejo 2012 serta EO Sparkling, Sabrina optimis bisa memberikan yang terbaik untuk Purworejo. ‘Untuk itu saya minta doa restu dan dukungan dari masyarakat agar saya bisa mengharumkan nama Kabupaten Purworejo,” pintanya.






Senin, 23 Juli 2012

PWRI Peduli Tiga Generasi


Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) yang sudah berusia setengah abad (50 th), hingga kini terus diupayakan kualitasnya. Termasuk penerapan paradigma baru yakni kebangkitan PWRI peduli harmoni melalui pemberdayaan tiga generasi. Antara lain peduli lansia, peduli anak-anak (PAUD) dan peduli remaja.

 Hal itu diungkapkan Ketua PWRI Cabang Purworejo H Sandijo BA, pada resepsi peringatan HUT Ke 50 PWRI di Gedung Wanita Purworejo, beberapa waktu lalu. Alasan kenapa ada paradigma baru, lanjut Sandijo, karena kondisi lansia saat ini diprediksi pada tahun 2020 akan mencapai 29,8 juta. Sedangkan pada 2011 ada sekitar 14,7 juta lansia, dimana 2,7 jutanya adalah lansia miskin dan terlantar, 4,7 juta lansia setengah terlantar, dan sisanya lansia yang potensial.

Sementara Pemerintah hanya mampu membantu lewat Jaminan Sosial Lansia (JSL) sebesar Rp 1 juta rupiah untuk 10 ribu orang pertahun. Sehingga untuk membantu 2,7 juta orang lansia miskin terlantar, 270 tahun. “Menunggu 270 tahun adalah tak mungkin, sehingga perlu percepatan, terobosan, dan paradigma baru untuk lansia. Karena lansia bukan beban, tapi asset pembangunan sehingga perlu diberdayakan,” tandas Sandijo.

Apalagi jumlah pensiunan seluruh Indonesia sekarang mencapai 4,5 juta orang, hampir sama dengan KORPRI, namun belum semua pensiunan mau masuk PWRI. Berbagai alasan antara lain PWRI dikategorikan sebagai ormas khusus, belum punya payung hukum, sehingga sulit dalam mencari dana operasionalnya, biaya operasional PWRI tergantung belas kasihan pejabat birokrasinya. Disamping itu, pensiunan yang makin besar makin memberatkan anggaran pemerintah yang sudah diberati oleh beban PNS.

Peringatan setengah abad PWRI juga diisi dengan beragai kegiatan, antara lain anjangsana kepada sesepuh PWRI, ziarah, gerak jalan santai, dan lomba karya tulis. Untuk karya tulis juara I dimenangkan Teguh Priyadi MPd dari dari KORPRI SMPN 3 Purworejo, juara II Drs Triyanto Apt MKes dari KORPRI Dinas Kesehatan, juara III Diah Herlinawati dari PWRI Ranting Bener.

Sampah Bisa Ciptakan Lapangan Pekerjaan


Sampah harus dikelola dengan baik, agar tidak berdampak pada kesehatan dan lingkungan. Selain itu, dengan mengelola sampah juga dapat menciptakan lapangan kerja serta mendatangkan penghasilan.

Hal itu diutarakan Ketua Pokja III PKK Kabupaten Ny Rahyuni Roes Wardjito sebagai narasumber pada pelatihan pengelolaan limbah rumah tangga, di kantor PKK , beberapa waktu lalu. Pelatihan diikuti 34 orang dari unsur TP PKK Kecamatan, unsur Pokja III Desa Binaan PKK Kabupaten dan unsur Pokja III Desa P2M-BG.

Menurutnya, mengelola sampah bisa dimulai dari skala rumah tangga yakni membuat kompos skala rumah tangga dengan alat yang disebut komposter. Caranya dengan cara terlebih dulu masukkan jerami/alang-alang, disusul aktivator (kompos yang sudah jadi/tanah subur/pupuk kandang). Kemudian masukkan setiap kali menghasilkan sampah organik. Kalau ukurannya besar, potong-potong terlebih dulu sebelum memasukkan.

Setelah itu, aduk sampah organik yang dimasukkan hingga bercampur dengan aktivator atau taburkan aktivator diatasnya setiap kali habis memasukkan sampah. Semprotkan/tambahkan inokulen jika ada. Apabila terlalu kering siram dengan air, sedangkan bila terlalu basah taburi dengan aktivatos atau bahan kering lainnya.

Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Purworejo Ny Yaminah Suhar SH mengatakan, pelatihan pemanfaatan limbah rumah tangga merupakan wahana peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, juga merupakan upaya nyata guna meningkatkan sumber daya manusia. “Ini memberi peluang untuk dapat menciptakan industri baru dan lapangan kerja baru,”katanya.

Diharapkan, kegiatan pengelolaan limbah rumah tangga dapat menjadi motivasi atau dorongan kuat utamanya bagi para peserta dan penyelenggara untuk lebih kreatif lagi. “Walaupun kecil, ini merupakan andil PKK dalam upaya memecahkan permasalah kesehatan lingkungan maupun bangsa untuk menuju Indonesia Sehat 2015,”katanya.

Sabtu, 21 Juli 2012

Roihan Muhammad Iqbal Raih Perak OSN


Roihan Muhammad Iqbal, siswa SMPN 2 Purworejo meraih medali perak pertama, dalam kejuaraan Olimpiade Science Nasional (OSN) bidang biologi. Kejuaraan berlangung di Pontianak, Kalimantan Barat dari tanggal 28 Juni – 4 Juli 2012.

Sulastri SPd, guru biologi SMPN 2 Purworejo menyampaikan, Iqbal meraih medali perak pertama karena kurang dalam eksperimen, tapi bagus dalam teori. Untuk medali perak tidak hanya satu saja, melainkan sampai sepuluh, dan Iqbal mendapat perak pertama. Medali diserahkan secara langsung oleh Gubernur Kalimantan Barat.

”Kita memang harus pandai-pandai mendidik anak yang berpotensi, mana yang tidak bisa, itu yang kita berikan,” kata Sulastri.
Kepala Sekolah SMPN 2 Purworejo Drs Tamsir Marsudi Utomo MM mengatakan, keberhasilan tersebut merupakan prestasi yang sangat membanggakan bagi sekolah maupun bagi Purworejo. ”Ini berkat kerja keras guru, pembimbing serta pejabat daerah,” imbuhnya. 

Jumat, 20 Juli 2012

Panitia Peringatan Harkop Nombok


Penyelenggaraan peringatan Hari Koperasi (Harkop) ke 95 tahun 2012 Kabupaten Purworejo, dinilai berhasil. Kegiatannya meriah, mampu melibatkan masyarakat dalam jumlah yang banyak. Namun panitia terpaksa harus nombok, karena anggaran yang dikeluarkan melebihi anggaran yang tersedia.

 Hal tersebut terungkap dalam rapat pembubaran panitia Harkop ke 65, Rabu (18/7), di gedung Dekopinda Jl Kyai Brengkel. Rapat dipimpin ketua panitia Drs Slamet Darsono MM, dihadiri pengurus teras dan seksi-seksi. Pada kesempatan tersebut, ketua panitia juga melaporkan pertanggungjawaban keuangan kepada Dekopinda selaku yang punya hajat.

Dilaporkan bahwa dari rencana awal kegiatan diperkirakan akan membutuhkan dana sekitar Rp 45 juta.  Kenyataan dilapangan membengkak menjadi sekitar Rp 51 juta. Dana yang bersumber dari donatur gerakan koperasi yang diharapkan bisa menutup kebutuhan tersebut, ternyata tidak sesuai target. Pemasukan hanya sekitar 84 dari target % (Rp 36 juta).

Pos pengeluaran terbesar antara lain untuk penyelenggaraan resepsi dengan pagelaran wayang kulit. Jalan sehat dengan rencana anggaran semula hanya Rp 7 juta, pada pelaksanaan panitia menyediakan hadiah utama sepeda motor. Kemudian sewa tenda untuk pasar rakyat. Namun demikian ia bangga atas kinerja di jajarannya yang dinilai sukses, sehingga peringatan berjalan meriah.

Salah satu nilai keberhasilan, dapat dilihat dari kehadiran UMKM untuk mengisi stan yang disediakan dan antusias masyarakat. Semua stan yang tersedia penuh terisisi, ditambah sponsor yang mendirikan tenda swadaya. Produk unggulan yang dipamerkan, laku terjual. Demikan juga jalan sehat diikuti tidak kurang dari 5.000 orang peserta.

Ketua Dekopinda Imam Abu Yusuf SH, pada kesempatan tersebut menyatakan menerima pertanggung jawaban panitia. Ia minta agar panitia segera membuat laporan tertulis, yang nantinya akan dibahas di unsur pimpinan Dekopinda. Ia juga mengakui, penyelenggaraan ini kali berjalan meriah. Namun demikian ia mengingatkan kepada panitia agar dalam penyusunan rencana secermat mungkin, agar tidak  terjadi belanja melebihi dari pendapatan.

Ditambahkan bahwa mengingat Harkop merupakan harinya gerakan koperasi, ia minta agar gerakan koperasi ikut memikul beban anggaran. Kepada Kepala Disperindagkop, ia minta membina koperasi yang ada di Kabupaten Purworejo. Untuk lebih memeriahkan Harkop, kepada pimpinan SKPD bisa menyelenggarakan kegiatan yang disatukan dengan hari koperasi. Dengan demikian gaung Harkop lebih terdengar di masyarakat.

Kamis, 19 Juli 2012

Mau Daftar Sekolah Diajak Mencuri


Pergaulan yang bebas dan tanpa pengawasan orang tua terkadang bisa mendatangkan petaka. Setidaknya hal itu dialami oleh AK (12) warga salah satu desa di Kecamatan kaligesing Purworejo. Lantaran diajak mencuri perangkat CPU oleh IP (17) yang masih tetangganya, AK yang baru saja lulus SD tersebut harus berurusan dengan Polisi.

Kejadian berawal Rabu (18/7) saat AK yang mendaftar sekolah bertemu dengan IP. Waktu itu AK berangkat sendiri karena kedua orang tuanya tidak bisa mengantar. Dari pertemuan itu IP kemudian bersedia mengantarkan AK mendaftar di SMPN 24 Purworejo. Sesaat kemudian AK dibonceng motor IP menuju SMPN 24. Namun baru sampai didepan pintu gerbang IP mengatakan kalau pendarftaran sudah ditutup.

IP kemudian mengajak AK menuju warnet Aquarius di komplek ruko Plaza Jl Veteran  16 B Purworejo. AK yang tidak tahu niat jahat IP kemudian menurut saja dibonceng motor.  Sekitar pukul 8.30 WIB kemudian keduanya masuk bilik nomor 17.  Waktu itu kondisinya masih sepi pengunjung. “Didalam saya hanya main HP dan tidak tahu kalau IP sedang mencuri,” kata AK. Menurut penjaga warnet, Sri Mulyani (38), pada awalnya keduanya bersikap seperti pengunjung lainya.

Namun beberapa saat kemudian dirinya curiga setelah mendengar suara gaduh berasal dari bilik nomor 17. Setelah didekati Sri Mulyani kemudian mendapati IP sedang mencopot hardisk dan mainboard dari CPU dengan menggunakan obeng dan diletakkan di kursi. “Saya kemudian lapor polisi yang piket di Bank Danamon yang letaknya tak jauh dari warnet,” kata Sri Mulyani. Berkat laporan Sri Mulyani kedua tersangka kemudian diamankan di Mapolsek Kota untuk diperiksa lebih lanjut.

Pramuka Penggalang SMPN 2 Purworejo Juara II Lomba Tingkat V Nasional


Pramuka Penggalang Kwartir Cabang (Kwarcab) Purworejo yang diwakili  oleh Penggalang SMPN 2 Purworejo, meraih juara II dalam Lomba Tingkat (LT) V Nasional. Mereka berhak menerima piagam penghargaan dari Ketua Kwartir Nasional Prof DR dr H Azrul Azwar MPH, dalam kegiatan yangberlangsung dari tanggal 7- 13 Juli 2012 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur.

Prastowo Widodo SPd, guru pengampu menyampaikan bahwa Pramuka Penggalang dari SMPN 2 Purworejo bernama Regu PIROS (bunga anggrek hitam yang sudah langka). Mereka sebelumnya telah menjadi juara LT IV Kwartir Daerah (Kwarda) dan berhak mewakili Pramuka Pengalang Kwarda 11 Jawa Tengah.

Ada 33 Provinsi se Indonesia yang ikut lomba dan ada 47 bidang materi yang dilombakan. Untuk juara I diraih dari kontingen Jawa Barat.

Kontingen Pramuka Penggalang dari Kwarda 11 Jawa Tengah yang diwakili Pramuka Penggalang dari SMPN 2 Purworejo, sebelumnya juga sudah berprestai dari LT 1 (dari sekolah), LT II (tingkat Kwaran), LT III ( tingkat Kwarcab), LT IV (tingkat Kwarda ) dan LT V Tingkat Kwarnas.

Regu PIROS yang semuanya adalah Penggalang Putri terdiri dari Desi, Sri Wardan, Maria Desta, Natania Desti, Aisyah, Aprilia, Safira dan Diyah, yang saat ini naik kelas 9.

Bupati Kukuhkan Panitia HUT RI


Sebanyak 165 orang dikukuhkan sebagai panitia HUT ke 67 Proklamasi kemerdekaan RI tingkat Kabupaten Purworejo tahun 2012. Sebagai ketua umum Sekda Drs Tri Handoyo MM, yang dibantu ketua I hingga ketua VIII yakni Plt Asisten I, Asisten II, Inspektur, Kepala DPPKAD, Kadinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kasdim 0708, Wakapolres. Sedangkan sekretaris umum dipegang Kabag Kesra Drs Bambang Susilo dan bendahara umum  Bambang Sumantri SE.

Pengukuhan panitia tersebut dilakukan Bupati Purworejo, di pendopo kabupaten, beberapa waktu lalu. Bupati Drs H Mahsun Zain MAg mengharapkan kerja keras penuh keikhlasan dan penuh rasa tanggung jawab seluruh panitia. Sehingga dalam melaksanaan kegiatan pokok sampai kegiatan pendukung dapat berjalan dengan baik, lancar dan sukses. “Untuk itu, dibutuhkan koordinasi, kerjasama  dan menjalin komunikasi,”tandasnya.

Ia mengingatkan,  kegiatan pokok pelaksanaan HUT RI Ke 67 Kabupaten Purworejo berada dalam Bulan Suci Romadhon. Untuk itu, kegiatan pendukung lainnya diharapkan dapat dilaksanakan sesudah bulan Agustus atau menjelang bulan Oktober 2012, sekaligus dalam rangka menyambut Hari Jadi Kabupaten Purworejo Ke 111.

“Namun barang kali, ada beberapa wilayah Kecamatan kemungkinan saat sekarang sudah melaksanakan berbagai kegiatan HUT RI Ke 67, saya ucapkan terima kasih,”katanya.

Ketua penyelenggara Drs.Bambang Susilo mengatakan tujuan pengukuhan panitia HUT Kemerdekaan RI 2012, untuk meresmikan kepanitiaan yang ada, guna kelancaran dan kesuksesan dalam pelaksanaan kegiatan. Sehingga dengan pengukuhan panitia ini secara resmi panitia sudah terbentuk dan tentunya segera merencanakan agenda-agenda yang berkait dengan penyelenggara peringatan HUT RI.  

Rabu, 18 Juli 2012

Duta Seni Pelajar Purworejo Wakili Jateng


Kabupaten Purworejo semakin dikenal dengan seni budayanya. Ini terbukti dengan ditunjuknya  Purworejo mewakili Provinsi Jawa Tengah mengikuti kegiatan Duta Seni Pelajar se Jawa Bali dan Lampung, yang dilangsungkan di Yogyakarta belum lama ini. Sebelumnya pada tahun 2003, Purworejo juga pernah ditunjuk pada event yang sama. Kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun dengan bergiliran di antara para peserta ini, mengambil tema “Duta Seni Pelajar Membangun Agen Budaya Berkarakter”.  Pembukaan kegiatan dilaksanakan di Hotel Royal Ambarrukmo oleh Sekretaris Daerah Provinsi DIY Drs Ichanuri. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo melalui Kasi Penyuluhan, Analisis, Sarpras dan Pemasaran Agung Pranoto Ssos mengungkapkan bahwa pembentukan dan pengelolaan tim merupakan kerja sama antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo.  Tim Duta Seni terdiri dari para siswa dari beberapa sekolah di Purworejo. Perinciannya, SMA N 1 sebanyak 5 siswa, 2 siswa SMA N 2, 4 siswa SMA N 3, 3 siswa SMA N 5, 2 siswa SMA N 6, 4 siswa SMA N 7, 2 siswa SMA N 8, 1 siswa MA N Purworejo, 2 siswa SMK YPP Purworejo.

Dalam kegiatan yang diikuti oleh 8 (delapan) provinsi tersebut, tim Provinsi Jateng mempersembahkan tari garapan “Lentera Jawa” yang mengambil sumber dari tarian khas Kabupaten Purworejo yaitu Dolalak. Sajian ini merupakan hasil penataan tari Melania SP SSn  dan musik ditata oleh Singgih Winarno, khusus tari diperkuat dengan materi tambahan oleh Agung dan Queen (penata tari Tingkat Provinsi).

Pementasan dilaksanakan di Pelataran Ramayana Candi Prambanan. Dentuman sepasang bedug diselingi suara kemprang dan tembang dari para penyanyi menjadikan Lentera Jawa sebuah sajian yang berbeda dari Tim provinsi lain. Apalagi ketika para penari Dolalak dengan pakaian merahnya mulai beraksi mempertunjukkan kebolehannya, para penonton semakin dibuat terpesona. Balutan gelapnya malam dengan tata lampu dan latar belakang megahnya Candi Prambanan menjadi pelengkap dari ekseotisnya pergelaran Dolalak “Lentera Jawa”.

Bakohumas-PDE Harus Dukung E-Government


Sebanyak 90 petugas badan koordinasi kehumasan (Bakohumas) dan pengelola data elektronik (PDE) se Kabupaten Purworejo, mengikuti rapat koordinasi, Selasa (17/7) di ruang Arahiwang. Rakor yang dibuka Asisten Sekda Bidang Pemerintahan Drs Said Romadlon itu, mengusung tema “Dalam rangka menyongsong Keterbukaan Informasi Publik, kita wujudkan penyelenggaran pemerintahan Kabupaten Purworejo yang informatif dan komunikatif”.

Menurutnya, tema tersebut sangat relevan dengan kondisi aktual saat ini, seiring dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Oleh karena itu, ia minta kepada petugas Bakohumas dan PDE yang ada di masing-masing SKPD, untuk mendukung terselenggaranya keterbukaan informasi publik di jajaran Pemerintah Kabupaten Purworejo.

“Caranya dengan mempelajari regulasi-regulasi yang sudah ada baik di tingkat pusat maupun daerah, kemudian diimplementasikan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang sudah dibangun di semua SKPD, kecuali kelurahan,”katanya.

Dikatakan bahwa seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik saat ini, memang dituntut berbasis elektronik (e-Government). Dengan memanfaatkan teknologi informasi berupa internet dan intranet, secara bertahap diharapkan bisa membangun sistem informasi terintegrasi, yang akan menghasilkan birokrasi yang cepat, akurat, efisien dan transparan.

Dalam kesempatan itu, ia mengingatkan bahwa pada tanggal 28 April 2011 yang lalu, para pimpinan SKPD telah menandatangani komitmen untuk mendukung kebijakan Pemerintah Kabupaten Purworejo di bidang teknologi informasi. Kebijakan ini secara tidak langsung mengharuskan pejabat struktural, pejabat fungsional dan pelaksana di semua lini SKPD, agar selalu lebih akrab dengan komputer dan laptop dalam mengakses data/informasi melalui program yang tersedia yakni spark, situs intrapwr.net dan www.purworejokab.go.id.

“Walaupun demikian, tidak kalah pentingnya adalah kemauan aparatur dalam mengembangkan kemampuannya merajut prestasi dan etos kerja, dengan memanfaatkan berbagai bimbingan teknis yang diperoleh dan ditularkan kepada rekan kerjanya sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah, cepat dan akurat,”harapnya.

Selasa, 17 Juli 2012

Toxoplasmosis Bisa Menular Manusia


Kucing binatang yang sering dijumpai dimana-dimana. Selain lucu dan menggemaskan juga menyenagkan. Banyak yang menyukai binatang yang satu ini, tapi ada juga yang tidak menyukai. 

Yang menyukai sudah tentu memperlakukan si kucing kesayangannya bagai teman yang bisa diajak komunikasi, meski dengan caranya masing-masing.

Tapi yang perlu diingat dalam memelihara kucing, dibutuhkan tips-tips untuk menjadikan si kucing itu sehat, sehingga tidak membahayakan bagi pemiliknya. Termasuk harus hati-hati dengan kucing karena memiliki potensi toxoplasmosis dan sangat bisa menular ke manusia.

Hal itu diungkapkan Prof drh Ida Tjahajati MS, pada seminar kucing dan toxoplasma mitos atau fakta, di hotel Ganesha, akhir pekan lalu. Menurut Ida, kebanyakan masyarakat berpendapat penyakit toxoplasmosis disebabkan oleh bulu kucing, virus kucing, virus burung, dan masih banyak lagi pendapat yang lain yang tidak benar. “Bahkan karena sangat takutnya tertular toxoplasmosis, semua hewan piaraan dibuang jauh. Hal ini yang perlu diluruskan,” papar Ida Thahajati yang bekerja di Rumah Sakit Hewan Prof Soeparwi FKH UGM..

Toxoplasmosis, lanjut Ida, adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasmosis yang dapat menginfeksi bangsa burung dan hewan menyusui (mamalia) termasuk manusia. “Yang harus dipahami, tidak semua kucing terkena toxoplasmosis, tetapi hanya kucing yang terinveksi,”tandasnya.

Kucing bisa tertular karena makanan yang dimakan mengandung parasit Toxopasmosis. Kucing yang terinfeksi akan mengeluarkan tinja yang mengandung oosista. Jika tinja itu mencemari air di sawah dan airnya diminum oleh kambing, sapi, kerbau, dan lain-lain, maka hewan tersebut akan terinfeksi toxoplasmosis. Dan akan cepat menular ke manusia jika hewan tersebut dikonsumsi dengan cara memasak yang tidak benar. 

Selain itu, manusia juga bisa tertular karena mengonsumsi sayuran dan buah yang tercemari tinja kucing yang mengandung oosista. Semua makanan dan air yang terkena oosista akan dapat menularkan toxoplasmasis kepada manusia.
Ida menegaskan cara pencegahan agar kita terhindar toxoplasmosis antara lain menghindari makan daging setengah matang karena dapat mengandung sista. 

Karena sista baru akan mati, pada pemanasan minimal 65 derajat celcius. Cucilah sayuran mentah, buah-buahan, lalapan dengan air yang mengalir. Jangan lupa cuci tangan sesudah menangani daging atau jaringan mentah. Usahakan jika berkebun pakailah sarung tangan dan setelah selesai cuci tangan pakai sabun.

Sedang tips merawat kucing, yang utama harus disayang, beri makan sesuai makanannya, jangan diberi daging mentah, perhatikan kesehatan dengan memeeriksakan hewan secara rutin 3 bulan sekali. Supaya kalau ada penyakit, sejak awal tidak akan menularkan penyakit ke kita semua.
Selain itu, biasakan si kucing sejak kecil membuang kotoran atau tinja di closet. “Karena hewan kalau disayang dia juga pasti sayang sama kita, sehingga dia akan mengerti apa yang kita inginkan untuk diarahkan ke hal yang baik,” tuturnya.

BUMD Jangan Cengeng


Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg mengingatkan bahwa persaingan usaha di era global ini semakin ketat. Oleh karena itu, ia minta agar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tidak bersikap ‘cengeng’, dengan meminta berbagai kemudahan dan fasilitas dari Pemerintah Daerah. Karena hal yang tidak mendidik itu, justru akan mengurangi kemandirian dan daya saing BUMD dalam menghadapi tantangan zaman.

Hal itu dikatakan Bupati Purworejo ketika melantik Sutiyono SIP MM sebagai Direktur Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) Kabupaten Purworejo untuk periode kedua. Pelantikan dilaksanakan di ruang Bagelen, Selasa (17/7), dihadiri para pejebat di lingkungan Pemkab Purworejo. Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan pakta integritas oleh para pimpinan BUMD.

Lebih lanjut Bupati mengungkapkan bahwa Direktur PDAU bisa diangkat kembali apabila mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Perusahaan Daerah Aneka Usaha pasal 37.

Diungkapkan bahwa berdasarkan audit Kantor Akuntansi Publik Yogyakarta, capaian kinerja keuangan, operasional dan administrasi PDAU Kabupaten Purworejo  selama empat tahun terakhir ini, mendapat penilaian yang baik dengan skor 71,33.

“Di bawah kepemimpinan Saudara Sutiyono, PDAU yang pada tahun 2008 masih merugi, pada tahun 2009 sudah berhasil memperoleh laba Rp 28,85 juta dan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Demikian juga asetnya, mampu ditingkatkan dari Rp 1,86 milyar pada tahun 2008 menjadi Rp 2,27 milyar pada tahun 2012,”katanya.

Namun demikian, Bupati mengingatkan agar prestasi itu hendaknya tidak membuat jajaran PDAU Kabupaten Purworejo menjadi terlena dan cepat merasa berpuas diri. Karena selalu ada kendala-kendala yang terjadi pada tubuh perusahaan, seiring dengan dinamika sosial ekonomi masyarakat. Kendala-kendala tersebut  harus bisa diatasi, agar perusahaan bisa menjalankan aktivitasnya secara normal

Senin, 16 Juli 2012

Tenaga Kerja Lulusan SMK Dilematis


Penempatan tenaga kerja bagi siswa tamatan Sekolah Menengah Kejuruan ternyata menemui kendala. Khususnya bagi lulusan berumur dibawah 18 tahun, yang ternyata sangat dilematis. Disatu sisi pihak sekolah berharap lulusannya bisa terserap ke dunia usaha atau dunia industri sebanyak mungkin. Namun disisi lain bagi lulusan yang umurnya masih dibawah 18 tahun, bila bekerja berarti melanggar UU 23/ 23 tentang perlindungan anak.

Hal tersebut mengemuka dalam acara sarasehan tindak lanjut pencanangan Purworejo sebagai kabupaten vokasi, serta permasalahan yang muncul dan solusinya. Sarasehan diselenggarakan di ruang rapat Arahiwang Setda beberapa waktu lalu, dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Drs Bambang Ariyawan MM. Acara terselenggara kerja sama antara Disnakertransos, Dinas P dan K, Badan KB dan PP, serta forum bursa kerja khusus (BKK). Hadir sebagai nara sumber Iptu Supriyadi dari Binmas Polres Purworejo, Drs Titik Mintarsih MM dari Bidang Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan pada BKB-PP, serta Drs Sumharjono SSos MM Kepala Disnakertransos.

Dikemukakan Wahyono SPd, Ketua Forum BKK SMK Se Kabupaten Purworejo bahwa pihaknya memiliki misi agar lulusan SMK bisa terserap ke dunia usaha dan industri sekian prosen. Namun  banyak anak yang lulus SMK namun usianya masih di bawah 18 tahun. “Ini dilematis, karena apabila dilakukan rekrutmen tenaga kerja oleh perusahaan melalui BKK, hal itu berarti BKK melanggar UU pelindungan anak,”keluhnya.

Titik Mintarsih dalam paparannya mengatakan bahwa memperkerjakan anak dibawah umur melanggar UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak, yang ancaman hukumannya sangat berat. Berdasarkan undang-undang tersebut yang dimaksud anak, yaitu usia 0-18 dan anak masih dalam kandungan. Anak manjadi tanggungan negara, dan merupakan aset negara. Ia mencontohkan memperkerjakan pembantu rumah tangga yang masih di bawah umur pun, tidak dipebolehkan.
Difinisi mempekerjakan anak dengan anak yang bekerja, menurutnya, berbeda. 

Memperkerjakan anak, berarti anak disuruh bekerja. Sedangkan anak yang bekerja, berarti atas kemauan  sendiri untuk membantu orang tuanya. Bila hal itu yang terjadi masih bisa ditoleransi, itupun orang tua harus memantau kondisi si anak. Demikian juga jam kejanya maksimal 6 jam per hari. Untuk memberikan perlindungan anak, lembaganya telah mengadakan kesepakatan bersama (Memorandum of Understunding/MoU) dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Disnakertransos.

Ia memberikan solusi terkait permasalahan itu, yaitu lulusan SMK yang usianya masih dibawah 18 tahun jangan dipekerjakan, melainkan dilakukan trining atau magang. Itupun harus dilampiri surat ijin orang tua yang dituangkan dalam kertas bermaterai.
Nara sumber lain Gentong Sumharjono mengemukakan bahwa jumlah pencari kerja yang terdata didinasnya berdasarkan yang mencari kartu kuning (AK-1) sejumlah 4.670 orang. Dari jumlah tersebut didominasi lulusan SMK. Berdasarkan usia, pencari kerja, dibawah 18 tahun sebanyak 5%. Penyaluran tenaga kerja melalui tiga kriteria yaitu antar kerja lokal (AKL), antar kerja antara daearh (AKAD), dan atar kerja antara negara (AKAN).

Dalam penempatan tenaga kerja, permasalahan yang muncul antara lain, rendahnya kompetensi dan kualitas SDM. Tingkat produktifitas Indonesia menempati ranking 59 dari 61 negara. Banyak lulusan ternyata belum siap terjun kedunia usaha dan industri.  Banyak sekolah yang membuka kompetensi yang sudah jenuh. Padahal ada beberapa perusahaan besar yang bergerak dibidang otomotif, akan merekrut tenaga kerja dalam jumlah besar, dengan syarat telah memiliki sertifikat pelatihan selama 240 jam. Hal itu menjadi pemikiran kedepan, agar para lulusan SMK bisa terserap oleh perusahan tersebut.

Permasalahan lain, saat ada rekrutmen tenaga kerja  oleh sebuah perusahaan langsung ke  sekolah. Salah satu persyaratannya telah memiliki kartu kuning. Saat  mencari kartu kuning di dinasnya, ternyata STTB dari sekolah belum keluar. Padahal dalam aturannya, syarat mendapatkan kartu kuning harus melampirkan fotokopi STTB. Apabila ditolak, berarti anak tidak bisa direkrut oleh perusahaan. Kendala itu menurutnya telah diatasi dengan surat pertanggungjawaban kepala sekolah. Yang isinya kepala sekolah bertangungjawab, setelah STTB keluar akan disusulkan ke dinasnya.

Purworejo Deklarasikan Sebagai Kabupaten Vokasi


Kabupaten Purworejo dideklarasikan sebagai kebupaten vokasi, yang didukung oleh 39 sekolah menengah kejuruan (SMK), baik negeri maupun swasta. Deklarasi dilakukan Sekretaris Daerah Drs Tri Handoyo MM,  , yang dipusatkan di SMKN I Purworejo. Deklarasi ditandai pemukulan gong dan pelepasan balon. Acara tersebut juga disemarakan pameran hasil kreatifitas siswa SMK dan bursa kerja khusus.

Ketua panitia, Gandung Ngadino SPd, pada kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa melalui kabupaten vokasi diharapkan dapat menciptakan sumberdaya manusia lulusan SMK yang lebih kompetitif, akuntabel, trampil dan siap memasuki dunia kerja. “Lulusan SMK diharapkan memiliki jiwa wiraswasta, sehingga dapat menekan angka kemiskinan,”katanya.

Kabupaten Purworejo, sambungnya, telah memenuhi syarat sebagai kabupaten vokasi, untuk mendukung Provinsi Jawa Tengah sebagai provinsi vokasi. Jumlah SMK dan siswa SMK lebih banyak dibanding SMA.  Saat ini jumlah SMK sebanyak 39 sekolah, dengan jumlah kompetensi keahlian 30. Jumlah siswa 17.361 siswa, dengan jumlah rombongan belajar 429. Pada acara tersebut juga disemarakkan stan bursa kerja oleh 39 perusahaan, pameran hasil kreatifitas siswa SMK, dan seminar pendidikan.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Drs Kartono MPd,  pada kesempatan yang sama menyatakan bahwa kabupaten vokasi merupakan komitmen pemerintah untuk meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan. Kebijakan itu sangat penting  sebagai wujud upaya mengurangi kemiskinan. Jawa Tengah merupakan provinsi pertama di Indonesia yang mendeklarasikan sebagai provinsi vokasi. Untuk mendukung provinsi, kabupaten/kota mulai mendeklarasikan sebagai kabupaten/ kota vokasi. Purworejo merupakan kabupaten/ kota ke 15 di Jateng yang mendeklarasikan sebagai kabupaten vokasi.

Sebagai provinsi vokasi, lanjutnya, prestasi Jawa Tengah sangat bagus. Tahun 2012, peraih 10 besar nilai ujian nasional (UN) secara nasional, 3 diantaranya dari Jawa Tengah. Dari ketiga siswa tersebut, satu diantaranya peraih nilai UN tertinggi tingkat nasional. Demikan juga dalam lomba kompetensi yang diselenggarakan di Bandung, keluar sebagai juara umum.

Menyinggung tentang rendahnya pendidikan di Indonesia, ia mengungkapkan bahwa hal itu memang harus diakui. Sebab bila melihat banyak lulusan SMK negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia, Pilipina, banyak lulusan SMK yang bekerja sesuai kompetensinya. Sementara para tenaga kerja Indonesia hanya bekerja di sektor non formal. Namun bila dilihat lebih jauh, sebenarnya kualitas pendidikan Indonesia tidak kalah degan negara tetangga.

Yang menjadi permasalahan lulusan SMK Indonesia yang bekerja di luar negeri, ternyata masalah komunikasi. Lulusan SMK Indonesia, belum menguasai bahasa Inggris. Untuk itu ia minta agar lulusan SMK, bisa menguasai bahasa Inggris.