Pengaruh zat besi, yodium dan air
susu ibu (ASI) eksklusif, penting bagi perkembangan anak. Terutama pertumbuhan
otak pada masa intrauterine hingga usia enam bulan, yang merupakan masa
perkembangan otak paling pesat pada kehidupan manusia.
Hal itu dipaparkan dr Agung
Triono SpA dari Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, selaku narasumber pada seminar
kesehatan di Pendopo Kabupaten Purworejo, beberapa waktu lalu. Seminar
kesehatan yang diselenggarakan TP PKK tersebut, di buka Bupati Purworejo dalam
rangka gerakan nasional sadar gizi menuju manusia Indonesia yang prima.
Lebih lanjut dr Agung
menjelaskan, untuk pemberian ASI pada bayi, saat ini banyak menjadi hambatan
para ibu, terutama jika yang bersangkutan bekerja di luar rumah. Maka
alternatif terbaik harus memerah ASI dan tetap diberikan kepada bayinya. “ASI ini dalam waktu 24 jam
dimasukkan dalam kulkas masih baik. Maka jika seorang ibu hanya bekerja antara
pukul 07.00 hingga 16.00 atau menjelang petang hari tetap tidak masalah. Bisa
memberikan ASI pada bayinya,” ungkapnya.
Pada bagian lain dr Agung juga
memaparkan beberapa contoh perilaku sadar gizi antara lain memantau berat badan
secara teratur, makan beraneka ragam, mengonsumsi garam beryodium. Selain itu
juga memberikan hanya ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan, serta
mendapatkan dan ememberikan implementasi gizi bagi anggota keluarga yang
membutuhkan.
Sedangkan sumber yodium bisa
didapat dari ikan, rumput laut, garam yang sudah diproses iodisasi. “ Untuk
sumber zat besi terdapat pada jenis makanan antara lain daging unggas, ikan,
kacang kapri, sayuran hijau dan buah. Dalam memberikan makanan pada anak, bukan
makan yang banyak tapi berilah makanan yang seimbang semua gizi
tercukupi,” tandasnya.
Sementara itu dr Sonny Wibisono
SPOG dari Rumah Sakit Kasih Ibu Purworejo memaparkan tentang penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI). AKI pada Ibu melahirkan bisa ditekan, dengan terus rutin
memeriksakan kehamilan sejak awal. “ Dengan pemeriksaan rutin akan diketahui
riwayat kesehatan dan catatan kehamilan. Sehingga ketika pada waktunya
persalinan, bisa dilakukan antisipasi,” ujar dr Soni.
Ketua TP PKK Kabupaten Ny Yaminah
Suhar SH mengatakan seminar kesehatan ini sebagai upaya peningkatan
pengetahuan, sikap, dan perilaku masayarakat tentang gizi yang sehat. Selain
itu juga memberikan penjelasan tentang pengelolaan proses tumbuh kembang guna
menciptakan balita yang berkualitas dan perawatan kehamilan dan kegawat
daruratan kebidanan.
Seminar tersebut diikuti sekitar
500 peserta terdiri Ketua TP PKK Kecamatan, Pokja IV, Kader Posyandu, Kader
PAUD, dan masyarakat umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar